Syiahindonesia.com – Sejak meletusnya Revolusi Iran tahun 1979 yang dipimpin oleh Ayatollah Ruhollah Khomeini, dunia Islam menyaksikan munculnya sebuah kekuatan politik dan ideologi baru yang membawa nama "Islam", namun dengan wajah dan visi yang sangat berbeda dari Islam Ahlus Sunnah wal Jamaah. Revolusi ini bukan sekadar pergantian rezim, tetapi kebangkitan politik ideologi Syiah Imamiyah Itsna ‘Asyariyah (Syiah Dua Belas Imam) yang menyebar ke seluruh penjuru dunia. Maka muncul pertanyaan penting: Apakah revolusi Syiah Iran ini merupakan ancaman bagi dunia Islam?
Apa Itu Revolusi Iran?
Revolusi Iran adalah peristiwa jatuhnya kekuasaan Shah Muhammad Reza Pahlavi dan naiknya Ayatollah Khomeini sebagai pemimpin tertinggi Iran. Revolusi ini digambarkan oleh sebagian pihak sebagai "kemenangan Islam atas sekularisme". Namun sesungguhnya, yang bangkit bukanlah Islam secara keseluruhan, melainkan Syiah dalam bentuk negara teokrasi yang menyebarkan ajaran Rafidhah ke seluruh dunia.
Visi Politik Syiah: Ekspansi dan Dominasi
Syiah tidak hanya sekadar paham keagamaan, tapi juga memiliki agenda politik global. Khomeini sendiri pernah menyatakan:
"Tujuan utama kita adalah mengekspor revolusi Islam ke seluruh dunia."
(Pidato Khomeini, 1980)
Namun yang dimaksud "Islam" oleh Khomeini bukanlah Islam yang mengikuti sunnah Nabi Muhammad ﷺ dan para sahabat, melainkan Islam versi Syiah Imamiyah, yang penuh dengan doktrin:
-
Wilayah al-Faqih (kepemimpinan ulama Syiah)
-
Imamah sebagai rukun agama
-
Taqiyyah, Raj’ah, dan pengkultusan imam
-
Kebencian terhadap sahabat Nabi ﷺ
Bukti Ancaman Iran bagi Dunia Islam
1. Propaganda Ideologi Syiah ke Negara-Negara Muslim
Iran aktif menyebarkan ajaran Syiah ke banyak negara, termasuk Indonesia, melalui:
-
Lembaga budaya seperti Hosseiniyah dan yayasan Syiah
-
Beasiswa ke Qom (pusat pendidikan Syiah di Iran)
-
Buku-buku dan media berbahasa Indonesia
-
Penyusupan ke pesantren dan kampus
Semua ini dibungkus dengan istilah "persatuan Islam", padahal tujuannya adalah penguatan pengaruh Syiah di tengah mayoritas Sunni.
2. Peran Iran dalam Konflik Dunia Islam
Iran telah terbukti terlibat aktif dalam banyak konflik sektarian di dunia Islam, seperti:
-
Suriah: Mendukung rezim Bashar Assad yang menindas mayoritas Sunni.
-
Yaman: Membiayai milisi Syiah Houthi untuk menggulingkan pemerintah sah.
-
Irak: Mendukung milisi Syiah untuk menguasai pemerintahan dan menindas Sunni.
-
Lebanon: Membentuk Hizbullah, milisi bersenjata yang loyal ke Iran, bukan ke negara.
Semua itu menunjukkan bahwa Iran tidak netral, tapi berpihak pada agenda ekspansi Syiah, bahkan dengan kekerasan.
3. Pelecehan Terhadap Simbol Ahlus Sunnah
Revolusi Iran membawa efek besar terhadap penghinaan terhadap sahabat Nabi ﷺ, seperti Abu Bakar, Umar, dan Utsman radhiyallahu 'anhum, yang dimuliakan oleh Sunni. Bahkan Khomeini sendiri pernah menghina para sahabat dalam tulisannya:
"Abu Bakar dan Umar tidak memahami Islam, mereka telah menyimpang dari kebenaran..."
(Khomeini dalam kitab Kasyful Asrar)
Ini jelas merupakan penghinaan terhadap generasi terbaik umat Islam, dan sangat bertentangan dengan ayat:
وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُم بِإِحْسَانٍ رَّضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ
“Orang-orang yang terdahulu dari kalangan Muhajirin dan Anshar serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka...”
(QS. At-Taubah: 100)
Pandangan Ulama Sunni tentang Revolusi Iran
Mayoritas ulama Ahlus Sunnah menolak revolusi Syiah Iran sebagai model bagi dunia Islam. Berikut beberapa pandangan mereka:
-
Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah menyatakan:
"Revolusi Iran bukan revolusi Islam, tapi revolusi Syiah Rafidhah yang penuh dengan kebencian terhadap Islam yang lurus."
-
Syaikh Shalih Al-Fauzan berkata:
"Khomeini adalah penyesat umat yang menghidupkan ajaran Rafidhah dan menebar kebencian terhadap sahabat Nabi."
Upaya Iran di Indonesia
Di Indonesia, gerakan Syiah yang terinspirasi dari Iran aktif:
-
Mendirikan majalah dan website pro-Syiah
-
Menggelar seminar bertajuk “persatuan umat”
-
Mengadakan Asyura dan ritual Karbala secara terbuka
-
Merekrut pemuda-pemuda dari pesantren tradisional dan kampus umum
Semua ini tampak damai di permukaan, tapi bertujuan jangka panjang: menggiring umat agar berpindah dari Sunni ke Syiah.
Kesimpulan: Revolusi Iran Bukan Revolusi Islam
Revolusi Iran adalah kebangkitan Syiah Rafidhah dalam bentuk negara, bukan representasi Islam yang murni. Agenda ekspansi ideologi Syiah dari Iran telah menimbulkan fitnah besar dalam dunia Islam, baik secara akidah, politik, maupun sosial. Umat Islam Indonesia dan dunia harus waspada dan membentengi diri dengan ilmu, agar tidak tertipu dengan propaganda yang dikemas dalam retorika "anti-Barat", "persatuan umat", atau "cinta ahlul bait".
Kita harus kembali kepada Islam yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ dan difahami oleh para sahabatnya yang mulia, bukan kepada Islam versi revolusi Syiah.
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: