Syiahindonesia.com – Salah satu penyimpangan paling mendasar dari ajaran Syiah adalah sikap permusuhan mereka terhadap para sahabat Nabi Muhammad ﷺ, terutama terhadap sahabat-sahabat utama yang memiliki peran besar dalam penyebaran dan penegakan Islam setelah wafatnya Rasulullah ﷺ. Meskipun sebagian pengikut Syiah berupaya menutupi hal ini dengan sikap taqiyah (berpura-pura), namun banyak bukti yang jelas dan tidak terbantahkan menunjukkan permusuhan ideologis Syiah terhadap para sahabat, yang merupakan pilar utama Islam.
Artikel ini akan mengulas bukti-bukti historis, teks-teks Syiah, dan pengakuan tokoh-tokoh mereka yang menunjukkan kebencian terhadap para sahabat Nabi, sebagai bentuk kewaspadaan terhadap penyebaran paham yang menyimpang dari Ahlus Sunnah wal Jama’ah.
1. Tuduhan Murtad terhadap Mayoritas Sahabat
Syiah meyakini bahwa mayoritas sahabat Nabi murtad setelah wafatnya Rasulullah ﷺ. Dalam kitab Syiah Ushul al-Kafi (kitab paling penting dalam hadis-hadis Syiah) disebutkan:
“Semua manusia telah murtad setelah wafatnya Nabi kecuali tiga orang: al-Miqdad bin al-Aswad, Abu Dzar al-Ghifari, dan Salman al-Farisi.”
(Ushul al-Kafi, jilid 2, hal. 244)
Keyakinan ini jelas menghina seluruh sahabat, padahal Allah ﷻ telah memuji mereka dalam Al-Qur’an:
“Dan orang-orang yang terdahulu lagi pertama-tama (masuk Islam) dari golongan Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya…”
(QS. At-Taubah: 100)
2. Penghinaan terhadap Abu Bakar, Umar, dan Utsman
Tiga khalifah pertama yang dicintai oleh Ahlus Sunnah justru dihina dan dikafirkan oleh Syiah. Sebagian teks dan ceramah Syiah menyebut mereka sebagai:
-
Perampas kekuasaan
-
Pengkhianat terhadap wasiat Nabi
-
Tirani yang merusak Islam
Dalam banyak literatur Syiah ekstrem, Umar bin Khattab disebut dengan julukan “thaghut” dan “penghancur Islam”, bahkan diperingati hari kematiannya dengan perayaan dan doa laknat oleh sebagian komunitas Syiah ekstrem.
3. Laknat kepada Sahabat dalam Doa-doa Syiah
Dalam kitab Mafatih al-Jinan, yang menjadi rujukan utama doa-doa Syiah, terdapat doa laknat kepada tokoh-tokoh besar sahabat Nabi. Salah satunya adalah Doa Sanamay Quraisy, yang isinya melaknat Abu Bakar dan Umar dengan istilah yang keji:
“Ya Allah, laknatilah dua berhala Quraisy, dan kedua jin serta setan itu, serta anak-anak keduanya dan para pengikut mereka…”
Padahal Rasulullah ﷺ bersabda:
“Janganlah kalian mencela sahabatku. Demi Allah, jika salah seorang dari kalian menginfakkan emas sebesar gunung Uhud, tidak akan menyamai satu mud atau setengahnya dari sahabatku.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
4. Penolakan terhadap Keabsahan Khilafah Abu Bakar dan Umar
Syiah meyakini bahwa Ali bin Abi Thalib adalah satu-satunya yang berhak menjadi khalifah setelah Nabi wafat. Mereka menganggap pengangkatan Abu Bakar, Umar, dan Utsman sebagai kudeta terhadap wasiat Nabi. Akibat keyakinan ini, mereka:
-
Menolak keabsahan kekhalifahan tiga sahabat
-
Menganggap Ali sebagai imam yang dizalimi
-
Menuduh para sahabat lainnya sebagai pendukung “kezaliman”
Ini adalah penghinaan terhadap sistem syura dan para sahabat besar yang telah memilih khalifah berdasarkan musyawarah.
5. Penghapusan Nama Sahabat dari Buku Anak dan Pendidikan Syiah
Dalam kurikulum pendidikan di Iran dan komunitas Syiah, nama Abu Bakar, Umar, dan Utsman jarang disebut secara positif, bahkan dihapus dari sejarah Islam yang mereka ajarkan kepada anak-anak. Sebaliknya, nama-nama tokoh Syiah seperti Khomeini, Hasan, dan Husein lebih ditonjolkan dan diposisikan sebagai pahlawan utama Islam.
6. Perayaan Hari Wafatnya Umar bin Khattab
Beberapa komunitas Syiah merayakan wafatnya Umar bin Khattab sebagai hari kemenangan. Di kota Qom dan beberapa wilayah Syiah ekstrem, terdapat ritual-ritual dan pembacaan syair-syair laknat terhadap Umar setiap tanggal 9 Rabi’ul Awwal.
Tradisi ini jelas merupakan penghinaan terhadap sahabat yang dijamin surga, dan sangat bertentangan dengan ajaran Islam yang mengharamkan mencela orang-orang beriman.
7. Riwayat Palsu untuk Menjatuhkan Sahabat
Syiah banyak menggunakan hadits-hadits palsu (maudhu') atau lemah (dhaif) untuk menyerang kredibilitas sahabat. Misalnya, mereka mengklaim bahwa:
-
Abu Bakar melarang penulisan wasiat Nabi
-
Umar membakar rumah Fatimah
-
Utsman korup dan zalim
Padahal seluruh tuduhan tersebut telah dibantah oleh para ulama Ahlus Sunnah dengan argumen yang kuat, dan tidak memiliki dasar dari sumber Islam yang shahih.
Kesimpulan: Syiah Memusuhi Para Sahabat dengan Terstruktur
Semua bukti di atas menunjukkan bahwa permusuhan Syiah terhadap sahabat bukan sekadar opini individu, melainkan bagian dari doktrin mazhab mereka. Mereka merendahkan, melaknat, bahkan mengkafirkan para sahabat yang justru menjadi penjaga dan penyebar risalah Islam setelah wafatnya Nabi Muhammad ﷺ.
Umat Islam perlu mewaspadai infiltrasi ajaran Syiah yang menyamar sebagai cinta Ahlul Bait, padahal di baliknya tersembunyi kebencian terhadap sahabat dan upaya meruntuhkan fondasi Islam yang telah ditegakkan para sahabat Rasul.
Mari kita perkuat cinta kepada sahabat Nabi, dan menolak semua bentuk penghinaan terhadap mereka, karena Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sahabat-sahabatku adalah orang-orang terpercaya umatku. Jika mereka telah pergi, maka akan datang orang-orang yang mengkhianat.”
(HR. Ahmad dan Thabrani)
(albert/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: