Syiahindonesia.com – Dalam kehidupan sosial, umat Islam tidak terlepas dari interaksi dengan berbagai kalangan, termasuk dengan pengikut Syiah. Lalu timbul pertanyaan: bagaimana hukum berteman dekat atau menikahi seorang Syiah? Apakah diperbolehkan dalam syariat Islam menurut perspektif Ahlus Sunnah wal Jamaah?
Persoalan Aqidah: Syiah Bukan Sekedar Mazhab Fikih
Syiah bukan sekadar berbeda dalam masalah furu’ (cabang agama), tapi memiliki penyimpangan serius dalam pokok akidah (ushuluddin). Mereka meyakini bahwa Al-Qur’an telah diubah, mencaci para sahabat Nabi ﷺ seperti Abu Bakar dan Umar, dan meyakini bahwa hanya imam-imam tertentu yang ma’shum dan berhak memimpin umat.
Dalam kitab mereka seperti Al-Kafi oleh Al-Kulaini, terdapat banyak riwayat yang menyatakan bahwa para sahabat murtad setelah wafatnya Nabi ﷺ (kecuali segelintir). Ini jelas bertentangan dengan ayat:
"وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُم بِإِحْسَانٍ رَّضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ"
"Dan orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka…"
(QS. At-Taubah: 100)
Fatwa Ulama Tentang Menikah dengan Pengikut Syiah
Mayoritas ulama Ahlus Sunnah menyatakan haram menikahi wanita Syiah yang meyakini ajaran menyimpang, seperti mencela sahabat, mengkafirkan Sunni, atau menganggap imam-imam mereka lebih tinggi dari para nabi.
Imam Malik rahimahullah berkata:
"Jangan menikahi wanita dari kalangan Rafidhah karena mereka adalah kaum yang memusuhi para sahabat Nabi."
Begitu pula dalam fatwa Lajnah Daimah (Arab Saudi), dinyatakan:
"Tidak boleh menikahi wanita dari kalangan Rafidhah yang mencela para sahabat dan berkeyakinan bahwa Al-Qur’an telah diubah."
Menikah dengan Syiah jenis ini bisa membahayakan akidah, mengancam pendidikan anak, dan membuka pintu fitnah di dalam rumah tangga.
Berteman Dekat dengan Syiah: Batasannya
Bersikap baik kepada semua orang adalah perintah Islam. Namun, bersahabat dekat dengan orang yang menyebarkan kesesatan bisa merusak iman. Allah ﷻ berfirman:
"وَإِذَا رَأَيْتَ ٱلَّذِينَ يَخُوضُونَ فِيٓ ءَايَٰتِنَا فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ"
"Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olok ayat-ayat Kami, maka berpalinglah dari mereka..."
(QS. Al-An’am: 68)
Jika berteman dengan Syiah hanya sebatas sosial dan tidak ada pengaruh akidah, maka diperbolehkan dengan sangat hati-hati. Namun, jika sampai terpengaruh, menormalisasi kesesatan, atau membela kebatilan mereka, maka itu termasuk bentuk loyalitas yang dilarang.
Penutup: Jaga Akidah, Hindari Bahaya
Syiahindonesia.com – Menikah dengan pengikut Syiah yang memiliki keyakinan menyimpang atau menjalin persahabatan yang terlalu erat dapat membahayakan kemurnian akidah Ahlus Sunnah wal Jamaah. Islam menganjurkan kasih sayang dan toleransi, tapi bukan terhadap kesesatan dan penghinaan terhadap para sahabat Nabi ﷺ.
Jaga iman, jaga keluarga, dan hindari segala bentuk yang bisa menyesatkan hati dan pemikiran. Sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ:
"المرء على دين خليله، فلينظر أحدكم من يخالل"
"Seseorang tergantung agama temannya. Maka hendaklah kalian melihat siapa yang dijadikan teman."
(HR. Abu Dawud, Tirmidzi)
(albert/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: