Syiahindonesia.com - Salah satu amalan yang sering terlihat dalam kalangan Syiah adalah memukul dada dan kepala saat berkabung, terutama pada peringatan Asyura yang memperingati kesyahidan Imam Husain bin Ali. Namun, tindakan ini sering dipertanyakan oleh banyak kalangan, terutama Ahlus Sunnah, tentang kesesuaiannya dengan ajaran Islam. Apakah amalan ini sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad ﷺ ataukah merupakan inovasi yang tidak pernah diajarkan dalam Islam?
1. Berkabung dalam Islam: Menunjukkan Kesedihan dan Doa
Islam mengajarkan bahwa berkabung atas kehilangan orang yang kita cintai adalah hal yang wajar, namun dalam Islam berkabung harus dilakukan dengan cara yang sesuai dengan syariat. Dalam Islam, berduka atau berkabung bisa dilakukan dengan cara yang bijak dan penuh kesabaran, seperti:
“Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: ‘Inna lillahi wa inna ilayhi raji'un’.”
(QS. Al-Baqarah: 155-156)
Ayat ini menunjukkan bahwa ketika umat Islam menghadapi musibah, mereka disarankan untuk bersabar dan mengingat bahwa segala sesuatu berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya.
2. Tindakan Memukul Dada dan Kepala: Inovasi dalam Ajaran Islam?
Namun, dalam praktik berkabung, ada sebagian kalangan Syiah yang melakukan tindakan memukul dada dan kepala mereka, khususnya saat memperingati peristiwa Asyura yang berkaitan dengan kesyahidan Imam Husain. Tindakan ini dilakukan dengan tujuan untuk menunjukkan rasa duka cita yang mendalam atas kematian Imam Husain, namun pertanyaannya adalah apakah tindakan tersebut sesuai dengan ajaran Islam?
3. Tidak Ada Dalam Ajaran Nabi Muhammad ﷺ
Dalam ajaran Islam yang berasal dari Nabi Muhammad ﷺ, tidak ada satupun hadits yang menyebutkan bahwa umat Islam diperbolehkan atau disarankan untuk memukul dada atau kepala sebagai bentuk berkabung. Sebaliknya, Nabi Muhammad ﷺ mengajarkan umatnya untuk mengekspresikan kesedihan dengan cara yang lebih bijaksana dan tidak berlebihan.
Nabi Muhammad ﷺ pernah bersabda:
“Sesungguhnya kesedihan itu adalah salah satu ujian dari Allah, maka hendaknya kita menghadapinya dengan sabar dan ridha.”
(Hadits Riwayat Al-Bukhari)
Dalam hadits ini, Nabi ﷺ mengajarkan kita untuk tidak melampaui batas dalam mengekspresikan kesedihan dan untuk tetap sabar serta menerima takdir dengan lapang dada.
4. Menciptakan Tradisi Baru dalam Beragama
Memukul dada dan kepala saat berkabung tidak ditemukan dalam praktik Nabi Muhammad ﷺ ataupun para sahabat beliau. Ini adalah tradisi yang berkembang kemudian, terutama dalam kelompok Syiah sebagai cara untuk mengekspresikan kesedihan atas peristiwa tragis yang menimpa Imam Husain di Karbala. Namun, banyak ulama Ahlus Sunnah yang menganggap tindakan ini sebagai bid'ah (inovasi dalam agama), karena tidak ada landasan syariat yang mendukungnya.
Bid'ah adalah sesuatu yang dilakukan dalam ibadah atau amalan agama yang tidak diajarkan oleh Nabi ﷺ dan tidak ada tuntunannya dalam Al-Qur’an atau hadits yang sahih. Sebagai contoh, Imam Malik, salah seorang imam mazhab Sunni, berkata:
“Setiap amalan yang tidak memiliki dasar dari zaman Nabi Muhammad ﷺ adalah bid'ah.”
5. Pentingnya Berpegang Pada Sunnah
Umat Islam diajarkan untuk berpegang teguh pada sunnah Nabi Muhammad ﷺ dan menghindari hal-hal yang tidak ada tuntunannya dalam agama. Dalam hal ini, memukul dada atau kepala sebagai bentuk berkabung tidak memiliki dasar dalam ajaran Islam, baik dari segi Al-Qur’an maupun hadits. Oleh karena itu, umat Islam sebaiknya berhati-hati dalam mengikuti amalan yang tidak jelas asal-usulnya.
6. Apa yang Diajarkan oleh Nabi Muhammad ﷺ?
Nabi Muhammad ﷺ mengajarkan umatnya untuk menunjukkan rasa duka dengan cara yang bijaksana dan sesuai dengan syariat. Dalam hal berkabung, beliau mencontohkan bagaimana cara terbaik adalah dengan doa dan kesabaran, serta tidak melampaui batas.
“Sesungguhnya orang yang menangis itu tidak akan menyebabkan mayat menangis.”
(Hadits Riwayat Al-Bukhari)
Hadits ini menunjukkan bahwa ekspresi kesedihan seperti menangis diperbolehkan, tetapi tindakan seperti memukul tubuh atau melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam sebaiknya dihindari.
7. Kesimpulan:
Secara keseluruhan, memukul dada dan kepala saat berkabung bukanlah ajaran Islam yang sahih, melainkan sebuah tradisi yang berkembang dalam kelompok tertentu, terutama Syiah. Dalam Islam, berkabung sebaiknya dilakukan dengan cara yang sesuai dengan syariat, seperti mengingat Allah, berdoa, dan bersabar. Setiap amalan yang tidak memiliki dasar dari Nabi Muhammad ﷺ sebaiknya dihindari agar kita tetap berada pada jalur yang benar sesuai dengan ajaran Islam yang autentik.
(albert/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: