Syiahindonesia.com - Sejak awal kemunculannya, ajaran Syiah telah memunculkan kontroversi besar di kalangan umat Islam, terutama terkait dengan pandangan mereka terhadap Al-Qur’an. Meskipun mereka mengaku sebagai bagian dari umat Islam, beberapa doktrin dan klaim yang mereka ajukan terhadap Al-Qur’an mengarah pada penghinaan terhadap kitab suci tersebut. Dalam artikel ini, kita akan mengulas beberapa pernyataan dan pandangan dari Syiah yang secara tidak langsung atau langsung menghina Al-Qur’an.
1. Pengakuan Syiah terhadap Al-Qur’an yang Terpotong
Salah satu klaim utama yang sering diajukan oleh beberapa penganut Syiah adalah bahwa Al-Qur’an yang ada sekarang tidak utuh dan mengalami pengurangan. Mereka menganggap bahwa banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang telah hilang atau disembunyikan oleh para sahabat Nabi ﷺ, terutama dalam periode setelah wafatnya Rasulullah ﷺ. Menurut mereka, ada ayat-ayat yang berhubungan dengan imamat, yang hanya diketahui oleh orang-orang tertentu, dan seharusnya menjadi bagian dari wahyu yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad ﷺ.
Beberapa pernyataan yang mungkin terdengar dari penganut Syiah adalah:
-
"Al-Qur’an yang ada saat ini tidak lengkap, banyak ayat yang hilang atau disembunyikan."
-
"Ayat-ayat yang berkaitan dengan Imam Ali dan keturunannya telah dihapus."
Perkataan seperti ini jelas menunjukkan keraguan terhadap integritas Al-Qur’an yang kita miliki sekarang. Padahal, Ahlus Sunnah meyakini bahwa Al-Qur’an yang ada saat ini adalah utuh dan tidak ada perubahan sejak pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad ﷺ.
2. Menyebutkan “Al-Qur’an Syiah”
Sebagian penganut Syiah, dalam rangka membela keyakinan mereka mengenai Imam Ali dan keturunannya, seringkali menyebut tentang Al-Qur’an Syiah. Mereka berpendapat bahwa ada versi Al-Qur’an yang lebih lengkap, yang hanya diketahui oleh kelompok mereka. Menurut mereka, Al-Qur’an yang kita pegang sekarang tidak memuat seluruh wahyu yang seharusnya diterima umat Islam.
Contoh perkataan yang mungkin terdengar:
-
"Ada ayat-ayat yang diturunkan untuk Ali yang tidak ada dalam Al-Qur’an sekarang."
-
"Syiah memiliki Al-Qur’an yang lebih lengkap dan benar."
Perkataan-perkataan seperti ini menyiratkan ketidakpercayaan terhadap Al-Qur’an yang sah, yang sudah diakui oleh umat Islam secara luas dan disepakati tidak mengalami perubahan.
3. Pengingkaran terhadap Tashfiyah (Pembersihan) Al-Qur’an
Dalam ajaran Syiah, terdapat pandangan bahwa Al-Qur’an yang ada saat ini bukanlah versi asli yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad ﷺ. Mereka beranggapan bahwa Al-Qur’an telah diubah oleh para sahabat, terutama setelah peristiwa wafatnya Rasulullah ﷺ. Oleh karena itu, Syiah beranggapan bahwa kitab ini tidak lagi murni sebagaimana adanya di zaman Nabi Muhammad ﷺ.
Pernyataan yang mungkin terdengar adalah:
-
"Al-Qur’an yang ada sekarang telah dicampuradukkan dan diubah oleh sahabat."
-
"Ada banyak kesalahan dalam penulisan Al-Qur’an."
Pandangan seperti ini merendahkan keagungan dan kemuliaan Al-Qur’an sebagai kitab yang dijaga oleh Allah agar tidak terpengaruh oleh perubahan atau penyelewengan apapun.
4. Penghinaan terhadap Sahabat dalam Konteks Al-Qur’an
Dalam banyak pernyataan, penganut Syiah juga sering merendahkan peran sahabat-sahabat Nabi ﷺ, yang mereka klaim telah merusak wahyu Allah dengan cara menyembunyikan ayat-ayat tertentu dalam Al-Qur’an. Salah satu tuduhan paling kontroversial adalah bahwa para sahabat telah mengubah-ubah wahyu yang diturunkan oleh Allah untuk kepentingan politik mereka, khususnya dalam hal pemilihan khalifah setelah Rasulullah ﷺ wafat.
Contoh perkataan yang mungkin terdengar adalah:
-
"Para sahabat telah menyembunyikan wahyu yang sebenarnya terkait dengan Ali."
-
"Sahabat-sahabat Nabi ﷺ tidak dapat dipercaya karena mereka mengubah wahyu Al-Qur’an."
Pandangan semacam ini bertentangan dengan ajaran Sunni, yang meyakini bahwa para sahabat Nabi ﷺ adalah teladan bagi umat Islam dan mereka tidak terlibat dalam perubahan atau pengubahan wahyu Allah.
5. Penolakan terhadap Tafsiran Ahlus Sunnah
Selain meragukan keberadaan beberapa ayat dalam Al-Qur’an, Syiah juga sering menolak tafsiran Ahlus Sunnah terhadap ayat-ayat tertentu. Salah satu tafsiran yang sering diperdebatkan adalah tafsiran mengenai ayat-ayat yang berkaitan dengan kepemimpinan dan keutamaan Imam Ali.
Contoh perkataan yang mungkin terdengar:
-
"Tafsiran Sunni tentang ayat-ayat kepemimpinan sangat salah."
-
"Ayat-ayat yang ada dalam Al-Qur’an lebih sesuai dengan pandangan kami tentang Imamat."
Pandangan ini tentu saja mengabaikan konsensus Ahlus Sunnah yang meyakini bahwa Al-Qur’an diturunkan untuk seluruh umat Islam dan tidak ada tafsiran yang dapat menggantikan makna asli yang sudah ada dalam kitab tersebut.
Kesimpulan
Perkataan-perkataan yang muncul dari penganut Syiah yang mengarah pada penghinaan terhadap Al-Qur’an menunjukkan betapa seriusnya perbedaan pandangan antara mereka dan umat Islam secara keseluruhan. Dengan klaim-klaim seperti pengurangan ayat, penolakan terhadap tafsiran Ahlus Sunnah, dan penyembunyian wahyu oleh sahabat, ajaran Syiah jelas-jelas bertentangan dengan keyakinan dasar Islam mengenai keutuhan dan kesucian Al-Qur’an.
Sebagai umat Islam yang mengimani keaslian dan kelestarian Al-Qur’an, kita harus waspada terhadap klaim-klaim yang dapat merusak keimanan dan keyakinan kita terhadap kitab suci yang telah dijaga oleh Allah agar tidak ada perubahan hingga hari kiamat.
(albert/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: