Syiahindonesia.com - Masjid adalah rumah Allah yang seharusnya menjadi tempat ibadah bagi seluruh kaum Muslimin tanpa memandang mazhab. Namun, dalam praktiknya, ada klaim bahwa sebagian besar pengikut Syiah memiliki larangan atau setidaknya ketidakrelaan untuk melaksanakan shalat di masjid Sunni. Apakah benar demikian? Artikel ini akan mengulas fakta, dalil, dan sikap Syiah terhadap shalat di masjid Sunni berdasarkan sumber-sumber mereka sendiri.
1. Sikap Syiah terhadap Masjid Sunni
Dalam ajaran Islam yang diajarkan oleh Ahlus Sunnah wal Jama’ah (Sunni), seluruh masjid yang dibangun untuk ibadah kepada Allah adalah suci dan boleh digunakan oleh siapa saja yang beriman kepada-Nya. Namun, dalam ajaran Syiah, terdapat pandangan berbeda mengenai masjid yang tidak berafiliasi dengan mereka.
Beberapa kitab Syiah menyebutkan bahwa mereka dilarang shalat di masjid yang tidak dibangun oleh Syiah atau yang digunakan oleh Sunni. Hal ini berangkat dari keyakinan mereka bahwa hanya orang-orang yang mengikuti ajaran Ahlul Bait versi Syiah yang dianggap suci dan benar dalam beribadah.
Dalam kitab Man La Yahdhuruhu al-Faqih karya Ibnu Babawayh al-Qummi, salah satu ulama besar Syiah, disebutkan bahwa shalat di masjid Sunni dianggap tidak utama dan sebaiknya dihindari. Bahkan, beberapa riwayat dalam kitab mereka menyebutkan bahwa masjid Sunni adalah "masjid yang sesat" karena tidak mengakui kepemimpinan para imam Syiah.
2. Fatwa Ulama Syiah tentang Shalat di Masjid Sunni
Beberapa ulama besar Syiah telah mengeluarkan fatwa yang secara eksplisit melarang atau membatasi shalat di masjid Sunni. Berikut beberapa contoh:
- Ali Khamenei, pemimpin tertinggi Iran, dalam fatwanya menyebutkan bahwa shalat di masjid Sunni hanya boleh dilakukan dalam keadaan darurat atau taqiyyah (strategi menyembunyikan keyakinan).
- Ayatullah al-Khoei, seorang marja' besar Syiah, menyatakan bahwa shalat di masjid Sunni tidak memiliki nilai spiritual yang tinggi bagi pengikut Syiah.
- Ayatullah Makarim Shirazi, dalam beberapa fatwanya, menyarankan agar kaum Syiah lebih memilih shalat di rumah atau di husainiyah (tempat ibadah khusus Syiah) daripada di masjid Sunni.
Dari fatwa-fatwa ini, terlihat bahwa sebagian besar ulama Syiah tidak merekomendasikan atau bahkan melarang shalat di masjid Sunni kecuali dalam kondisi tertentu.
3. Dalil Syiah yang Digunakan untuk Melarang Shalat di Masjid Sunni
Kaum Syiah sering kali menggunakan dalil-dalil dari riwayat mereka sendiri untuk mendukung larangan atau ketidaksukaan mereka terhadap shalat di masjid Sunni. Salah satu hadits yang sering dikutip dalam kitab mereka adalah:
"Janganlah kalian shalat di belakang mereka (Ahlus Sunnah), karena mereka adalah orang-orang yang telah menyeleweng dari agama yang benar." (Al-Kafi, jilid 3, hal. 376)
Selain itu, mereka juga berpegang pada konsep taqiyyah, yaitu berpura-pura mengikuti kebiasaan Sunni ketika berada dalam kondisi terdesak. Artinya, jika Syiah terlihat shalat di masjid Sunni, kemungkinan besar itu dilakukan bukan karena keyakinan, tetapi sebagai bentuk strategi untuk menyembunyikan keyakinan mereka.
4. Konsekuensi Larangan Shalat di Masjid Sunni
Akibat dari ajaran yang melarang atau membatasi shalat di masjid Sunni, terjadi perpecahan di antara umat Islam. Beberapa konsekuensi dari ajaran ini antara lain:
-
Memperkuat Sekat Mazhab
Larangan ini menjauhkan Syiah dari Sunni dan memperkuat sektarianisme dalam dunia Islam. -
Mengurangi Persatuan Umat Islam
Dengan tidak mengakui kesucian masjid Sunni, kaum Syiah menciptakan perbedaan yang semakin dalam antara kedua kelompok ini. -
Menimbulkan Kebencian terhadap Sunni
Jika seorang Syiah diajarkan bahwa shalat di masjid Sunni tidak sah atau tidak bernilai, maka mereka akan semakin menjauhi Sunni dalam kehidupan sosial dan ibadah.
5. Sikap Ahlus Sunnah terhadap Masjid Syiah
Di sisi lain, umat Sunni tidak memiliki larangan untuk shalat di masjid mana pun, termasuk di masjid yang didirikan oleh Syiah, selama tempat tersebut digunakan untuk beribadah kepada Allah. Hal ini sejalan dengan ajaran Islam bahwa seluruh bumi Allah adalah tempat sujud, sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ:
جُعِلَتْ لِيَ الأَرْضُ مَسْجِدًا وَطَهُورًا
"Dijadikan untukku bumi sebagai tempat sujud dan sarana bersuci." (HR. Bukhari dan Muslim)
Namun, umat Sunni juga perlu waspada jika shalat di masjid Syiah, karena di beberapa tempat, praktik ibadah mereka dapat mengandung unsur-unsur yang bertentangan dengan aqidah Islam yang murni.
Kesimpulan
Berdasarkan kajian ini, jelas bahwa ajaran Syiah memiliki kecenderungan untuk melarang atau setidaknya membatasi shalat di masjid Sunni. Ini bertentangan dengan semangat persatuan Islam yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ. Sementara itu, umat Sunni tetap membuka pintu bagi siapa saja yang ingin shalat di masjid mereka, tanpa melihat latar belakang mazhab.
Umat Islam, terutama Ahlus Sunnah wal Jama’ah, perlu memahami perbedaan ini agar tidak terjebak dalam ajaran yang dapat memecah belah persaudaraan sesama Muslim.
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: