Breaking News
Loading...

Ternyata, Syiah Penyembah Kubur
Syiahindonesia.com - Bentuk praktik amalan syirik sangatlah beragam. Kalau kita mau menelaah keadaan orang-orang Rafidhah maka akan kita dapati mereka banyak melakukan bentuk kesyirikan di atas dan perbuatan kesyirikan lainnya. Di antara bukti akan hal tersebut adalah:

Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Dengan sebab Rafidhahlah dibangunnya kubah-kubah di atas kubur dan disembahnya orang-orang yang telah mati.” (Lihat Syarah Wasithiyah, Alu Syaikh)

Yang dimaksud oleh beliau adalah Rafidhah yang telah mendirikan Daulah Fatimiyah di Maroko yang banyak melakukan kesyirikan dan kekufuran.

Ibnu Taimiyah rahimahullah menyebutkan bahwa tokoh Rafidhah yang bernama Ibnu Nu’man membuat satu kitab dia beri judul Manasikul Masyahid (Amalan- Amalan ketika Menziarahi Bangunan-Bangunan Kubur), di dalam kitab tersebut dia membolehkan menjadikan kuburan sebagai tempat haji sebagaimana Makkah. (Minhajus Sunnah)

Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Kesyirikan dan seluruh kebid’ahan dibangun di atas kedustaan dan mengada-ada. Oleh karena itu, orang yang paling jauh dari tauhid dan sunnah adalah orang yang paling dekat kepada kesyirikan, kebid’ahan, dan mengada-ada, seperti halnya Rafidhah yang merupakan kelompok ahlul bid’ah yang paling pendusta dan paling besar kesyirikannya.”

Tidak ada ahlul bid’ah yang paling pendusta dan paling jauh dari tauhid dibandingkan Rafidhah. Oleh karena itu, mereka merobohkan masjid-masjid Allah ‘azza wa jalla yang disebut di situ nama Allah ‘azza wa jalla, mengosongkannya dari shalat jamaah dan Jumat, serta memakmurkan tempat-tempat berbuat syirik yang ada di atas kubur, padahal Allah ‘azza wa jalla dan Rasul-Nya melarang berbuat demikian.” (Iqtidha Shiratal Mustaqim)

Ada Apa dengan Karbala?

Rafidhah sangat mengagungkan Karbala, mereka menganggapnya sebagai salah satu tanah suci, bahkan sebagian mereka meyakininya lebih utama dan lebih suci dari Makkah al-Mukaramah. Karbala adalah satu tempat berjarak 100 km dari kota Baghdad. Mereka menganggapnya suci karena di sanalah al-Husain bin Ali radhiallahu ‘anhuma, syahid dalam keadaan terzalimi, padahal mereka sendiri yang menyebabkan terbunuhnya beliau.

Setiap tanggal 10 Muharam diadakan ritual berdarah di sana sebagai bentuk perayaan meninggalnya al-Husain bin Ali radhiallahu ‘anhuma.

Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab berkata, “Di antara keburukan Rafidhah adalah menjadikan hari meninggalnya al-Husain sebagai hari berkabung. Di hari tersebut mereka tidak berhias dan menampakkan kesedihan, mengumpulkan orang-orang yang mau meratap untuk menangis, kemudian mereka menggambar kubur al-Husain menghias dan mengaraknya di ganggang seraya menyeru: Ya Husain….

Adapun meninggalkan berhias adalah termasuk ihdad yang diharamkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits yang sahih. Adapun niyahah adalah di antara kemungkaran jahiliah yang paling besar dan terjadilah dari perbuatan tersebut berbagai kemungkaran dan keharaman yang tidak bisa terhitung.

Semua perbuatan tersebut adalah bid’ah. Pelakunya, orang yang ridha dengannya, yang membantunya dan pekerjaannya, semua mereka bersekutu dalam kebid’ahan…. (ar-Rudud ‘ala Rafidhah, dengan sedikit perubahan redaksi) asysyariah.com

************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: