Breaking News
Loading...

Terekam Limbung Saat Konferensi Pers, Wakil Menteri Kesehatan Iran Mengaku Positif Corona
Syiahindonesia.com - Wakil menteri kesehatan Iran dinyatakan positif corona di tengah memburuknya sebaran wabah. Iraj Harirchi dibawa ke pusat karantina hanya sehari setelah terekam kamera “limbung” dan berkeringat saat menghadiri  konferensi pers di mana ia bersikeras corona tidak seburuk yang ditakuti.

Penetrasi sebaran virus yang kini dialami petinggi kementerian kesehatan menjadi indikator jika upaya Teheran menahan sebaran corona tidak seperti yang diklaim pemerintah.

Dikutip dari DailyMail, Rabu (16/2/2020) sejak pertama kali mengonfirmasi kasus corona, rezim berkuasa Iran menolak menutup kota suci Qom yang berada di pusat krisis. Tindakan ini dilakukan bahkan ketika sejumlah peziarah disebut ikut menyebarkan virus di Timur Tengah. Kini Iran menghadapi krisis  masker dan peralatan pengujian.

Seka keringat dan beberapa kali minum.

Iran resmi mengumumkan 95 kasus corona dengan 16 kematian. Namun ada kekhawatiran jumlah total riil di lapangan bisa lebih tinggi. Secara global, dua persen dari kasus corona  mengakibatkan kematian. Tapi angka-angka di Iran menunjukkan tingkat kematian yang sangat tinggi, yaitu 15 persen. Tren global menunjukkan 15 kematian dari sekitar 750 kasus terinfeksi.

Ketakutan lebih lanjut muncul setelah seorang anggota parlemen awal pekan ini menyebut 50 orang kemungkinan  meninggal akibat corona di kota Qom saja. Jika benar, ribuan kasus infeksi diindikasikan terjadi di satu lokasi saja. Sejauh ini tidak ada bukti yang mendukung klaim tersebut.

Berapa angka kasus corona Iran yang sesungguhnya?

Sebelumnya Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mendesak pemimpin Iran untuk mengatakan fakta sebenarnya terkait  virus corona dan bekerja sama dengan lembaga kesehatan. Sementara kepala misi Organisasi Kesehatan Dunia untuk Cina, Bruce Aylward memperingatkan dunia saat ini “tidak siap” mengendalikan wabah corona dan  mendesak para pemimpin untuk mengikuti contoh penanganan di Beijing Cina.

"Kita harus siap mengelola ini pada skala yang lebih besar.. dan harus dilakukan dengan cepat," ujar Bruce Aylward kepada wartawan di Jenewa. Ia  bersikeras semua negara harus bersiap menghadapi corona kapan saja.

Mulai kekurangan masket dan test kit.

Sementara itu, Qom tempat virus pertama diyakini mulai menyebar Iran menjadi tujuan utama peziarah Syiah dari sekitar Timur Tengah. Sekitar 20 juta peziarah mengunjungi Qom setiap tahun dan Iran akan kesulitan menutup perbatasan yang dinilai “keropos” terutama dengan tetangga termasuk Afghanistan dan Pakistan.  Sejumlah pemerintah Timur Tengah telah memberlakukan larangan perjalanan setelah virus menyebar ke seluruh wilayah.

Tetapi meskipun krisis semakin berkembang, Iran menolak seruan untuk mengarantina Qom  dengan mengatakan warga “cukup tahu” untuk menghindari penyebaran virus. Di luar itu Iran menghadapi kekurangan pasokan medis bahkan sebelum virus corona pecah di Qom.

Kekurangan kelengkapan medis muncul setelah Donald Trump menarik diri dari  kesepakatan nuklir 2015 dan menerapkan kembali sanksi yang melumpuhkan  Iran pada 2018 lalu. Kepanikan pun merebak akibat kurangnya masker sementara para pakar kesehatan masih belum yakin bagaimana virus menyebar. galamedianews.com


************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: