Syiahindonesia.com - Kematian Qasem Soleimani, Pimpinan Jenderal Tertinggi Iran oleh rudal yang ditembakan pesawat tanpa awak Amerika di Bandara Bagdad Irak telag membawa Amerika dan Iran di ambang peperangan di Timur Tengah.
Irak yang sudah membalas dengan melepaskan 22 rudal ke pangkalan-pangkalan militer di Irak tak satupun melukai prajurit Amarika. Hal tersebut memuat Iran semakin gusar
Posisi komandan legendaris Brigade al-Quds Mayjen Qassem Soleimani sudah dianggap orang kuat kedua setelah Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.
Posisi khusus Soleimani di mata rakyat Iran tecermin dari prosesi pemakamannya di Kota Kerman, Selasa (7/1/2020).
Dengan konteks latar belakang itu, tentu saja figur Mayjen Qassem Soleimani yang merupakan komandan legendaris Brigade al-Quds dari tahun 1998-2020 menjadi pujaan rakyat Iran.
Baca Juga: Di Tengah Ancaman Perang Dunia 3, Jutaan Orang Tak Menyadari Bahwa Ternyata Selama Ini Iran Memata-matai Indonesia Gara-gara Masalah Itu
Sudah rahasia umum kalau Brigade al-Quds memasok senjata ke Hezbollah di Lebanon, faksi-faksi Syiah di Irak dan Suriah, kelompok Al-Houthi di Yaman , serta kaum minoritas Syiah Hazara di Afghanistan.
Maka, tidak berlebihan jika elite penguasa dan rakyat Iran menganggap bangkitnya kaum Syiah di Timur Tengah tak terlepas dari jasa dan pengaruh revolusi Iran tahun 1979.
Lebih khusus lagi berkat jasa Brigade al-Quds yang mengemban misi revolusi Iran tahun 1979, yakni perlindungan kaum Syiah di mancanegara dan pengembangan pengaruh Iran di seluruh dunia.
Seusai shalat Jumat, Kompas langsung menemui Dubes Wirengjurit. Di luar dugaan, Dubes RI untuk Iran itu membuka pembicaraan dengan menyinggung kasus pengikut Syiah di Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur.
Dubes Wirengjurit juga menyampaikan, Pemerintah Iran sangat menaruh perhatian terhadap kasus pengikut Syiah di Kabupaten Sampang dan mengetahui kasus tersebut sangat detail sehingga Pemerintah Indonesia tidak bisa menutup-nutupi kasusnya.
Dari perbincangan Kompas dengan Dubes Wirengjurit tersebut, bisa diketahui visi dan ideologi negara Iran pascarevolusi tahun 1979. Negara Iran setelah revolusi 1979 yang berpijak pada ideologi agama, persisnya mazhab Syiah, mengusung misi dan visi melindungi kaum minoritas Syiah di seluruh dunia.
Iran yang menjadi satu-satunya negara Syiah di muka bumi ini dan sekaligus induk kaum Syiah di seluruh dunia merasa memikul kewajiban dan tanggung jawab atas keselamatan kaum Syiah di seluruh dunia. Tribun
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
Irak yang sudah membalas dengan melepaskan 22 rudal ke pangkalan-pangkalan militer di Irak tak satupun melukai prajurit Amarika. Hal tersebut memuat Iran semakin gusar
Posisi komandan legendaris Brigade al-Quds Mayjen Qassem Soleimani sudah dianggap orang kuat kedua setelah Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.
Posisi khusus Soleimani di mata rakyat Iran tecermin dari prosesi pemakamannya di Kota Kerman, Selasa (7/1/2020).
Dengan konteks latar belakang itu, tentu saja figur Mayjen Qassem Soleimani yang merupakan komandan legendaris Brigade al-Quds dari tahun 1998-2020 menjadi pujaan rakyat Iran.
Baca Juga: Di Tengah Ancaman Perang Dunia 3, Jutaan Orang Tak Menyadari Bahwa Ternyata Selama Ini Iran Memata-matai Indonesia Gara-gara Masalah Itu
Sudah rahasia umum kalau Brigade al-Quds memasok senjata ke Hezbollah di Lebanon, faksi-faksi Syiah di Irak dan Suriah, kelompok Al-Houthi di Yaman , serta kaum minoritas Syiah Hazara di Afghanistan.
Maka, tidak berlebihan jika elite penguasa dan rakyat Iran menganggap bangkitnya kaum Syiah di Timur Tengah tak terlepas dari jasa dan pengaruh revolusi Iran tahun 1979.
Lebih khusus lagi berkat jasa Brigade al-Quds yang mengemban misi revolusi Iran tahun 1979, yakni perlindungan kaum Syiah di mancanegara dan pengembangan pengaruh Iran di seluruh dunia.
Seusai shalat Jumat, Kompas langsung menemui Dubes Wirengjurit. Di luar dugaan, Dubes RI untuk Iran itu membuka pembicaraan dengan menyinggung kasus pengikut Syiah di Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur.
Dubes Wirengjurit juga menyampaikan, Pemerintah Iran sangat menaruh perhatian terhadap kasus pengikut Syiah di Kabupaten Sampang dan mengetahui kasus tersebut sangat detail sehingga Pemerintah Indonesia tidak bisa menutup-nutupi kasusnya.
Dari perbincangan Kompas dengan Dubes Wirengjurit tersebut, bisa diketahui visi dan ideologi negara Iran pascarevolusi tahun 1979. Negara Iran setelah revolusi 1979 yang berpijak pada ideologi agama, persisnya mazhab Syiah, mengusung misi dan visi melindungi kaum minoritas Syiah di seluruh dunia.
Iran yang menjadi satu-satunya negara Syiah di muka bumi ini dan sekaligus induk kaum Syiah di seluruh dunia merasa memikul kewajiban dan tanggung jawab atas keselamatan kaum Syiah di seluruh dunia. Tribun
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: