Breaking News
Loading...

Politik Syiah; Hubungan Antara Iran dan Irak Istimewa
Syiahindonesia.com - Presiden Iran Hassan Rouhani tiba di Irak pada Senin (11/3/2019) untuk melakukan kunjungan resmi pertamanya ke negara itu. Lawatan ini dilakukan di saat Irak berada di bawah tekanan Amerika Serikat (AS) untuk membatasi hubungan dengan tetangganya.

Kunjungan Rouhani ke Irak ini merupakan yang pertama sejak dia menjadi presiden pada 2013.
Sebelum meninggalkan Iran, Rouhani memuji hubungan spesial antara Iran dan Irak.

"Hubungan Iran-Irak istimewa," kata Rouhani, di bandara Mehrabad Teheran sebelum terbang ke Baghdad, seperti dilaporkan AFP.

Dia menyebut Iran selalu siap membantu Irak.

"Amerika dibenci di wilayah ini. Bom-bom yang dijatuhkan Amerika ke Irak, rakyat Suriah, dan negara-negara lain tidak bisa dilupakan," tambahnya.

Selama kunjungan, Rouhani akan bertemu dengan Perdana Menteri Irak Adel Abdel Mahdi dan Presiden Barham Saleh. Dia juga akan bertemu kepala ulama Syiah, Ayatollah Ali Sistani.

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif sudah lebih dulu tiba di Irak untuk mempersiapkan kunjungan Rouhani.

Irak berada di bawah tekanan AS untuk membatasi hubungan dengan Irak, terutama setelah negara pimpinan Donald Trump itu tahun lalu menarik diri dari perjanjian nuklir 2015 dengan Iran dan kembali menjatuhkan sanksi.

Irak diberi keringanan terbatas untuk terus membeli listrik dan gas alam dari Iran. Namun AS terus menyerukan agar Irak bermitra dengan perusahaan-perusahaan AS agar bisa mandiri dalam hal energi.

Setelah Turki, Iran merupakan pemasok utama barang-barang impor ke Irak, termasuk mobil, gas, peralatan rumah tangga, dan sayuran.

Iran memiliki hubungan dekat tapi rumit dengan Irak, lantaran pengaruh signifikan di antara kelompok-kelompok politik Syiah-nya.

Kedua negara berperang dari 1980 hingga 1988 dan pengaruh Iran di Irak berkembang setelah invasi pimpinan AS 2003 ke Irak menggulingkan pemerintahan Saddam Hussein.

Iran merupakan negara pertama yang menanggapi seruan Irak untuk bantuan setelah ISIS merebut Kota Mosul pada 2014 dan mengancam akan menyerbu Baghdad dan Kirkuk.

Iran mengirim "penasehat militer" dan peralatan serta komandan elit Pasukan Revolusi Quds Qasem Soleimani yang terkenal untuk mencegah ISIS mendekati perbatasannya.

************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: