Breaking News
Loading...

Apakah Persia Dan Salman Al Farisi, Di janjikan Allah ?

Zulkarnain El-Madury

Kalau ada ayat Ajnabiyah, menyinggung sebuah Negara langsung, berkaitan dengan dakwah Islam adalah Romawi [ Surat Rumawi ]. Bukan Persia, tetapi Syiah dengan berlandaskan Tafsir Ibnu katsir dalam Surat Muhammad ayat 38 mencoba menyatakan bahwa Umat Islam Sesat, sehingga harus di ganti orang Persia yang lebih pantas dan Amanah.

Pemikiran Syiah yang nakal, berusaha keras mencari cela pembenaran, agar Syiah bisa diterima oleh semua orang. Apalagi bagi mereka yang dangkal agamanya dan sebatas mengenal agama di sekolah tapi cerdas. Orang semacam ini menjadi target Syiah, dengan meyakinkan mereka, bahwa tafsir Ibnu Katsir menghendaki umat Islam jadi Syiah, perlu menjadi contoh di luar Syiah, para nawasib [ atau Ahlussunah] yang menjadi stempel mereka terhadap umat islam yang berbeda haluan bermanhaj.
Dalam sebuah kilahnya mereka mencoba pangkas pemikiran orang yang anti  Persia dengan mengutip tafsir berikut ini :

" أَيْ إِنَّمَا نَقَصَ نَفْسه مِنْ الْأَجْر وَإِنَّمَا يَعُود وَبَال ذَلِكَ عَلَيْهِ " وَاَللَّه الْغَنِيّ " أَيْ عَنْ كُلّ مَا سِوَاهُ وَكُلّ شَيْء فَقِير إِلَيْهِ دَائِمًا وَلِهَذَا قَالَ تَعَالَى " وَأَنْتُمْ الْفُقَرَاء " أَيْ بِالذَّاتِ إِلَيْهِ فَوَصْفُهُ بِالْغَنِيِّ وَصْفٌ لَازِم لَهُ وَوَصْفُ الْخَلْق بِالْفَقْرِ وَصْفٌ لَازِم لَهُمْ لَا يَنْفَكُّونَ عَنْهُ . وَقَوْله تَعَالَى " وَإِنْ تَتَوَلَّوْا " أَيْ عَنْ طَاعَته وَاتِّبَاع شَرْعه " يَسْتَبْدِل قَوْمًا غَيْركُمْ ثُمَّ لَا يَكُونُوا أَمْثَالكُمْ " أَيْ وَلَكِنْ يَكُونُونَ سَامِعِينَ مُطِيعِينَ لَهُ وَلِأَوَامِرِهِ . وَقَالَ اِبْن أَبِي حَاتِم وَابْن جَرِير حَدَّثَنَا يُونُس بْن عَبْد الْأَعْلَى حَدَّثَنَا اِبْن وَهْب أَخْبَرَنِي مُسْلِم بْن خَالِد عَنْ الْعَلَاء بْن عَبْد الرَّحْمَن عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَة رَضِيَ اللَّه عَنْهُ قَالَ إِنَّ رَسُول اللَّه صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَلَا هَذِهِ الْآيَة" وَإِنْ تَتَوَلَّوْا يَسْتَبْدِل قَوْمًا غَيْركُمْ ثُمَّ لَا يَكُونُوا أَمْثَالَكُمْ " قَالُوا يَا رَسُول اللَّه مَنْ هَؤُلَاءِ الَّذِينَ إِنْ تَوَلَّيْنَا اِسْتَبْدَلَ بِنَا ثُمَّ لَا يَكُونُوا أَمْثَالَنَا ؟ قَالَ فَضَرَبَ بِيَدِهِ عَلَى كَتِف سَلْمَان الْفَارِسِيّ رَضِيَ اللَّه عَنْهُ ثُمَّ قَالَ " هَذَا وَقَوْمه وَلَوْ كَانَ الدِّين عِنْد الثُّرَيَّا لَتَنَاوَلَهُ رِجَال مِنْ الْفُرْس " تَفَرَّدَ بِهِ مُسْلِم بْن خَالِد الزِّنْجِيّ وَرَوَاهُ عَنْهُ غَيْر وَاحِد وَقَدْ تَكَلَّمَ فِيهِ بَعْض الْأَئِمَّة رَحْمَة اللَّه عَلَيْهِمْ وَاَللَّه أَعْلَم. آخِر تَفْسِير سُورَة الْقِتَال وَلِلَّهِ الْحَمْد وَالْمِنَّة .

هَاأَنْتُمْ هَؤُلاءِ تُدْعَوْنَ لِتُنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَمِنْكُمْ مَنْ يَبْخَلُ

Ingatlah, kamu ini orang-orang yang diajak untuk menafkahkan (hartamu) pada jalan Allah. Maka di antara kamu ada orang yang kikir. (Muhammad: 38)
Maksudnya, tidak mau memenuhi ajakan tersebut.
وَمَنْ يَبْخَلْ فَإِنَّمَا يَبْخَلُ عَنْ نَفْسِهِ

dan siapa yang kikir sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri. (Muhammad: 38)
Yakni sesungguhnya akibat dari kekikirannya itu akan menimpa dirinya sendiri, dan sesungguhnya yang dikurangi itu hanyalah pahalanya sendiri.

{وَاللَّهُ الْغَنِيُّ}
Dan Allah-lah Yang Mahakaya. (Muhammad: 38)
Yaitu tidak membutuhkan selain-Nya, sedangkan segala sesuatu berhajat kepada-Nya selama-lamanya. Karena itulah dalam firman berikutnya disebutkan:

{وَأَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ}
sedangkan kamulah orang-orang yang membutuhkan(nya). (Muhammad: 38)

Maksudnya, secara fitrah membutuhkan-Nya; sifat Mahakaya bagi Allah Swt. adalah sifat yang lazim bagi-Nya, dan sifat fakir bagi makhluk adalah sifat yang lazim bagi mereka yang tidak dapat terpisahkan darinya.
Firman Allah Swt.:
{وَإِنْ تَتَوَلَّوْا}
dan jika kamu berpaling. (Muhammad: 38)

Yakni dari ketaatan kepada-Nya dan mengikuti syariat-Nya.

{يَسْتَبْدِلْ قَوْمًا غَيْرَكُمْ ثُمَّ لَا يَكُونُوا أَمْثَالَكُمْ}
niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan seperti kamu (ini). (Muhammad: 38)

Bahkan mereka adalah orang-orang yang tunduk patuh kepada-Nya dan taat kepada perintah-perintah-Nya.

Ibnu Abu Hatim dan Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yunus ibnu Abdul Ala, telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb, telah menceritakan kepadaku Muslim ibnu Khalid, dari Al-Ala ibnu Abdur Rahman, dari ayahnya, dari Abu Hurairah r.a. yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. membaca ayat berikut, yaitu firman-Nya: dan jika kamu berpaling, niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan seperti kamu (ini). (Muhammad: 38) Mereka bertanya, "Wahai Rasulullah, siapakah yang dimaksud dengan mereka yang jika kami berpaling maka akan menjadi pengganti kami dan mereka tidak akan seperti kami sikapnya?" Abu Hurairah r.a. melanjutkan kisahnya, bahwa lalu Rasulullah Saw. menepukkan tangannya ke pundak Salman Al-Farisi r.a. seraya bersabda:

"هَذَا وَقَوْمُهُ، وَلَوْ كَانَ الدِّينُ عِنْدَ الثُّرَيَّا لَتَنَاوَلَهُ رِجَالٌ مِنَ الْفُرْسِ"

Orang ini dan kaumnya. Seandainya agama berada di bintang surayya, niscaya akan diraih oleh orang-orang dari Persia.

Muslim ibnu Khalid Az-Zunji meriwayatkan hadis ini secara munfarid, tetapi banyak perawi lain yang meriwayatkan hadis ini darinya. Dan ada sebagian imam ahli hadis yang mempermasalahkan dia; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.

Tafsir Ibnu Katsir inilah yang digunakan sebagai kaidah men-Syiahkan dunia oleh mereka. Melahirkan anggapan berupa takfir kepada sahabat sahabat nabi, kepada istri istri nabi Muhammad shallallahu’alaihi wasallam, bahwa mereka semua telah murtad, sehingga layak diganti oleh orang orang Persia yang sekarang menjadi markaz Syiah.

Padahal bila dilihat dari sisi ilmu hadits, hadits termaktub masih terjadi perbincangan ulama hadits baik Nashiruddin Albany atau ulama ulama sebelumnya banyak yang melemahkan.
Ayat Qital yang dilandasi hadits oleh Ibnu Katsir, menjadi ilham mereka dalam mendakwahkan Syiah, bahwa Iran atau Persia lebih baik dari shahabat menurut mereka. Itulah misionaris Syiah bergerilya meyakinkan para Muslim dengan bujuk rayu menggunakan tafsir Ibnu Katsir.

Sumber dan landasan Iranisasi yang digunakan Syiah memang termasuk ampuh, menjerat pemikiran dan pemahaman para korbannya , sekalipun paradok dengan kebenaran Islam itu sendiri yang tidak sukuisme. Karena Islam itu sendiri tidak melakukan pembenaran terhadap sukuisme atau darah ningrat atau membuak manusia berada dalam kasta kasta. Syiah lebih akrab dengan pergaulan kasta, pembenaran kasta dan klasifikasi kasta. Membedakan para sahabat Nabi dengan keturunan Rasulullah, padahal Rasulullah  tidaklah demikian .


************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: