Syiahindonesia.com – Selain menyebarkan ajarannya melalui propaganda aqidah dan kisah-kisah palsu, Syiah juga menjadikan politik sebagai alat utama untuk memperluas pengaruh dan menyebarkan kesesatannya. Dengan menguasai kekuasaan dan strategi politik, mereka berusaha memperkuat dominasi, menekan kaum Muslimin Sunni, dan mengarahkan opini umat agar menerima ideologi Syiah secara perlahan.
1. Politik sebagai Senjata Penyebaran Syiah
Syiah memahami bahwa penguasaan politik akan membuka jalan bagi kontrol ekonomi, pendidikan, dan budaya. Karena itu, mereka selalu berusaha masuk ke lingkaran kekuasaan agar bisa menyusupkan doktrin mereka. Sejarah menunjukkan bahwa banyak konflik besar di dunia Islam berawal dari manuver politik Syiah yang dibungkus dengan slogan keadilan atau pembelaan terhadap Ahlul Bait.
2. Strategi Taqiyyah dalam Politik
Syiah memiliki doktrin taqiyyah (berpura-pura), yaitu berpura-pura mengikuti mayoritas Sunni di hadapan publik, tetapi tetap menyimpan ideologi Syiah dalam praktik internal. Strategi ini sering dipakai dalam politik agar mereka diterima oleh umat Islam, padahal di balik layar mereka menjalankan agenda yang merugikan.
Rasulullah ﷺ telah mengingatkan:
آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ: إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
"Tanda orang munafik ada tiga: jika berbicara berdusta, jika berjanji mengingkari, dan jika dipercaya berkhianat." (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini sesuai dengan praktik politik Syiah yang sering menghalalkan kebohongan demi meraih tujuan.
3. Menggunakan Isu Keadilan Sosial dan Revolusi
Syiah sering mengangkat isu keadilan, penindasan, dan revolusi sebagai daya tarik politik. Dengan cara ini, mereka menyusup ke hati rakyat yang tertindas, lalu menanamkan ideologi Syiah sebagai solusi. Contoh nyata adalah Revolusi Iran 1979, yang awalnya diklaim sebagai perlawanan terhadap tirani, namun kemudian berubah menjadi proyek besar untuk mengekspor Syiah ke berbagai negara Muslim, termasuk Indonesia.
4. Menyusup melalui Lembaga Pendidikan dan Media
Politik Syiah juga dijalankan lewat kontrol terhadap pendidikan dan media. Mereka mendirikan sekolah, yayasan, dan lembaga riset yang secara perlahan menyebarkan pemahaman Syiah. Media massa digunakan untuk mengangkat isu-isu yang menguntungkan Syiah sambil melemahkan posisi Sunni. Inilah bentuk politik kebudayaan yang dijalankan secara sistematis.
5. Dampak Politik Syiah terhadap Umat Islam
Penggunaan politik oleh Syiah telah menyebabkan perpecahan besar di dunia Islam. Perang di Suriah, Yaman, Irak, dan Lebanon adalah contoh nyata bagaimana Syiah memakai kekuasaan politik untuk melawan umat Islam Sunni. Alih-alih menjaga ukhuwah Islamiyah, mereka justru memperbesar konflik demi memperkuat ideologi mereka.
Allah ﷻ telah memperingatkan:
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا
"Dan berpegang teguhlah kamu semua kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai." (QS. Ali Imran: 103)
Namun Syiah justru menjadikan politik sebagai sarana untuk memecah belah umat Islam.
Kesimpulan
Syiah tidak hanya menyebarkan kesesatan lewat aqidah dan kisah palsu, tetapi juga menggunakan politik sebagai senjata. Dengan strategi taqiyyah, isu revolusi, kontrol pendidikan, dan propaganda media, mereka berusaha menanamkan ideologi sesatnya ke tubuh umat Islam. Umat Muslim harus waspada dan menolak segala bentuk infiltrasi politik Syiah agar keutuhan Islam tetap terjaga.
(albert/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: