Breaking News
Loading...

Syiah dan Tuduhan Palsu terhadap Ibunda Aisyah


Gerakan Syiah di Indonesia semakin gencar dalam menyebarkan ajaran-ajaran yang menyimpang dari Islam yang murni, termasuk dengan menyebarkan tuduhan palsu terhadap Ibunda Aisyah radhiyallahu ‘anha, istri tercinta Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Serangan terhadap kehormatan Ummul Mukminin ini bukan sekadar perbedaan pandangan, melainkan bentuk pelecehan terhadap Rasulullah sendiri, karena Aisyah adalah istri beliau di dunia dan akhirat. Tuduhan-tuduhan keji ini tidak hanya bertentangan dengan akal sehat, tetapi juga bertentangan dengan nash Al-Qur’an dan hadits yang shahih.

Sikap Syiah terhadap Aisyah radhiyallahu ‘anha merupakan bagian dari strategi mereka untuk meruntuhkan pondasi aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Dengan memfitnah istri Nabi, mereka berupaya melemahkan kepercayaan kaum Muslimin kepada para sahabat Nabi yang telah Allah pilih sebagai generasi terbaik. Padahal, umat Islam meyakini bahwa mencintai Aisyah dan seluruh istri Rasulullah adalah bagian dari iman.

Artikel ini akan membahas secara mendalam bagaimana Syiah melancarkan tuduhan palsu terhadap Ibunda Aisyah, apa saja bukti kebatilan mereka, serta penjelasan ulama Ahlus Sunnah berdasarkan Al-Qur’an, Sunnah, dan atsar salafush shalih.

Kedudukan Mulia Aisyah dalam Al-Qur’an

Allah Ta’ala menegaskan kesucian Aisyah radhiyallahu ‘anha dalam firman-Nya ketika turun ayat tentang peristiwa Haditsul Ifk (fitnah zina) yang dilancarkan oleh kaum munafikin:

إِنَّ الَّذِينَ جَاءُوا بِالْإِفْكِ عُصْبَةٌ مِّنكُمْ لَا تَحْسَبُوهُ شَرًّا لَّكُم بَلْ هُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۚ لِكُلِّ امْرِئٍ مِّنْهُم مَّا اكْتَسَبَ مِنَ الْإِثْمِ ۚ وَالَّذِي تَوَلَّىٰ كِبْرَهُ مِنْهُمْ لَهُ عَذَابٌ عَظِيمٌ
(QS. An-Nur: 11)

“Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagimu, bahkan ia adalah baik bagimu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa yang mengambil bagian terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar.”

Ayat ini turun sebagai pembelaan langsung dari Allah untuk membersihkan nama Aisyah dari tuduhan keji. Para ulama tafsir, seperti Ibn Katsir, menegaskan bahwa ayat ini adalah dalil qath’i (pasti) tentang kesucian Aisyah. Maka siapa pun yang meragukan atau menolak ayat ini berarti telah meragukan Al-Qur’an.

Tuduhan Syiah terhadap Aisyah

Fitnah dalam Kitab-Kitab Syiah

Banyak kitab rujukan Syiah penuh dengan hujatan terhadap Aisyah. Mereka menuduh beliau berkhianat, munafik, bahkan kafir. Misalnya dalam kitab “Tafsir al-Qummi” dan “Bihar al-Anwar”, muncul klaim-klaim bahwa Aisyah memusuhi Ahlul Bait dan melawan wasiat Nabi. Tuduhan-tuduhan ini jelas tidak berdasar, bahkan bertolak belakang dengan sumber Islam yang shahih.

Propaganda Syiah di Indonesia

Di Indonesia, kelompok Syiah mencoba menutupi hujatan mereka dengan wajah moderat. Namun dalam ceramah-ceramah tertutup, mereka tetap menyebarkan narasi kebencian kepada Aisyah. Mereka memelintir sejarah Perang Jamal untuk menuduh Aisyah sebagai pemberontak. Padahal, para ulama menjelaskan bahwa peristiwa tersebut adalah ijtihad di antara para sahabat, dan Aisyah tetap dalam keadaan mulia.

Pembelaan Rasulullah terhadap Aisyah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat mencintai Aisyah. Dalam hadits shahih disebutkan:

عَنْ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ قَالَ سَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ النَّاسِ أَحَبُّ إِلَيْكَ قَالَ عَائِشَةُ
(HR. Bukhari no. 3662, Muslim no. 2384)

“Dari Amr bin Ash, ia berkata: Aku bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: ‘Siapakah orang yang paling engkau cintai?’ Beliau menjawab: ‘Aisyah.’”

Hadits ini menunjukkan kedudukan istimewa Aisyah di hati Nabi. Bagaimana mungkin seorang yang paling dicintai Rasulullah justru dianggap hina atau kafir sebagaimana tuduhan Syiah?

Pandangan Ulama Ahlus Sunnah

Imam Ibnu Katsir

Ibnu Katsir menegaskan dalam tafsirnya: “Siapa saja yang menuduh Aisyah dengan tuduhan keji setelah turunnya ayat An-Nur, maka ia telah kafir secara ijma’.” Hal ini menunjukkan bahwa membela kehormatan Aisyah adalah bagian dari menjaga keimanan.

Imam Nawawi

Imam Nawawi dalam Syarh Muslim menyatakan: “Para ulama sepakat bahwa siapa yang mencela Aisyah dengan tuduhan zina setelah adanya pembebasan dari Allah dalam Al-Qur’an, maka ia kafir.”

Dengan demikian, tuduhan Syiah terhadap Aisyah bukan hanya dusta, tetapi juga bentuk kekufuran.

Dampak Tuduhan Syiah terhadap Aqidah

Merusak Iman Umat

Menyebarkan fitnah terhadap Aisyah berarti menyebarkan keraguan terhadap Al-Qur’an. Jika seorang Muslim mengikuti tuduhan Syiah, ia akan terjebak dalam sikap meragukan nash yang jelas. Hal ini bisa mengantarkan kepada kekafiran.

Menghancurkan Persatuan Umat

Syiah menjadikan hujatan terhadap sahabat dan istri Nabi sebagai pilar ajaran mereka. Hal ini memecah belah umat Islam dan mengikis rasa hormat kepada generasi terbaik. Padahal, Rasulullah bersabda:

خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ
(HR. Bukhari no. 2652, Muslim no. 2533)

“Sebaik-baik manusia adalah generasiku, kemudian yang setelah mereka, kemudian yang setelah mereka.”

Ayat dan hadits ini menunjukkan keutamaan sahabat, termasuk Aisyah. Maka hujatan Syiah adalah upaya meruntuhkan otoritas generasi terbaik Islam.

Pendidikan Aqidah Sejak Dini

Kaum Muslimin harus membekali anak-anak dengan aqidah Ahlus Sunnah, termasuk penjelasan tentang kemuliaan para sahabat dan istri Nabi. Dengan begitu, propaganda Syiah dapat ditolak sejak awal.

Membongkar Rujukan Syiah

Buku-buku Syiah perlu dikritisi dan dibandingkan dengan dalil shahih. Dengan membuka kebusukan isi kitab mereka, umat Islam akan paham bahwa Syiah bukan sekadar mazhab fikih, melainkan aliran sesat yang berbahaya.

Menjaga Persatuan di atas Sunnah

Persatuan umat hanya mungkin terwujud di atas Al-Qur’an dan Sunnah dengan pemahaman salafush shalih. Mengakomodasi ajaran Syiah justru akan menghancurkan persatuan.

Kesimpulan

Syiah dan tuduhan palsu terhadap Ibunda Aisyah radhiyallahu ‘anha adalah bukti nyata kesesatan aliran ini. Allah sendiri telah membela kehormatan Aisyah melalui ayat Al-Qur’an yang qath’i. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menegaskan cintanya kepada Aisyah, dan para ulama ijma’ bahwa siapa pun yang menuduhnya telah kafir. Dengan demikian, umat Islam wajib mewaspadai propaganda Syiah, membentengi diri dengan aqidah shahihah, serta membela kehormatan Ummul Mukminin. Membela Aisyah berarti membela Rasulullah dan agama Islam itu sendiri.



************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: