Breaking News
Loading...

Mengapa Syiah Lebih Dekat dengan Yahudi dan Nasrani?


Syiahindonesia.com -
Salah satu hal yang sering menjadi sorotan para ulama Ahlus Sunnah wal Jamaah adalah bagaimana paham Syiah dalam banyak sisi justru lebih dekat dengan ajaran Yahudi dan Nasrani ketimbang dengan Islam yang murni. Hal ini terlihat dari persamaan keyakinan, praktik keagamaan, hingga pola pikir yang mereka warisi dari kelompok-kelompok terdahulu. Tidak heran jika para ulama menyebut Syiah sebagai “fitnah terbesar dalam Islam” yang membuka jalan bagi musuh-musuh agama untuk merusak umat dari dalam.


Akar Historis Kemiripan Syiah dengan Yahudi dan Nasrani

Sejarah mencatat bahwa Syiah berawal dari Abdullah bin Saba’, seorang Yahudi dari Yaman yang berpura-pura masuk Islam lalu menyebarkan benih-benih kebencian terhadap para sahabat Nabi ﷺ. Dari sinilah berkembang doktrin ghuluw (ekstrem) dalam mengagungkan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu dan mencaci sahabat-sahabat lain.

Allah ﷻ sudah memperingatkan dalam Al-Qur’an tentang adanya kelompok yang berlebih-lebihan dalam agama:

يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لَا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ
"Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu." (QS. An-Nisa: 171)

Anehnya, sifat ghuluw ini justru sangat jelas dalam doktrin Syiah. Mereka mengkultuskan para Imam hingga menyerupai konsep gereja Katolik yang menganggap Paus tidak bisa salah.


Persamaan Syiah dengan Yahudi

  1. Konsep Imam & Rabbi
    Yahudi menjadikan Rabbi sebagai sumber hukum yang bahkan bisa menyalahi Taurat. Syiah pun menganggap Imam mereka sebagai makhluk suci yang lebih tinggi dari nabi, bahkan lebih mulia dari malaikat.

  2. Membenci Sahabat dan Umat Mayoritas
    Yahudi memusuhi umat Islam sejak awal, sementara Syiah menjadikan sahabat Nabi ﷺ (Abu Bakar, Umar, Utsman, dan istri Nabi Aisyah radhiyallahu ‘anhum) sebagai musuh abadi.

  3. Menghalalkan Tipu Daya
    Yahudi dikenal licik dan gemar berdusta. Demikian pula Syiah dengan doktrin taqiyyah (boleh berbohong demi kepentingan mazhab).


Persamaan Syiah dengan Nasrani

  1. Kultus Individu
    Nasrani menjadikan Isa al-Masih ‘alaihis salam sebagai tuhan. Syiah menjadikan para Imam sebagai makhluk ma‘shum yang tidak pernah salah, bahkan sebagian aliran Syiah ghulat menganggap Imam memiliki sifat ketuhanan.

  2. Ritual Tangisan dan Penebusan
    Nasrani memiliki konsep penebusan dosa dengan pengorbanan Yesus. Syiah memiliki ritual Asyura dengan menyiksa diri dan menangisi kematian Husain, seolah-olah kesedihan itu bisa menjadi jalan keselamatan.

  3. Adanya Struktur Kepausan
    Nasrani memiliki Paus sebagai pemimpin agama tertinggi. Syiah memiliki Marja’ Taqleed (pemimpin agama) yang ditaati mutlak.


Dampak Kedekatan Syiah dengan Yahudi dan Nasrani

Kedekatan ideologis ini menjadikan Syiah mudah bersekutu dengan musuh Islam. Sejarah menunjukkan:

  • Syiah berperan dalam membuka pintu serangan Mongol ke Baghdad tahun 1258 M.

  • Syiah bekerja sama dengan kekuatan Barat dan Zionis dalam konflik Timur Tengah modern.

  • Iran (basis Syiah) kerap menormalisasi hubungan dengan Yahudi dan Nasrani untuk kepentingan politik mereka.


Peringatan dari Ulama Sunni

Para ulama telah mewanti-wanti agar umat Islam tidak terpengaruh dengan propaganda Syiah. Imam Ibn Taimiyyah rahimahullah berkata:

"Rafidhah (Syiah ekstrem) lebih dekat kepada Yahudi dan Nasrani daripada kepada umat Islam."
(Minhaj as-Sunnah an-Nabawiyyah, 1/20)

Pernyataan ini menegaskan bahwa kesamaan pemikiran bukanlah kebetulan, melainkan bagian dari rancangan penyimpangan yang diwarisi Syiah dari agama-agama sebelumnya.


Penutup

Syiah bukan sekadar perbedaan mazhab, melainkan sebuah paham yang akarnya banyak serupa dengan Yahudi dan Nasrani. Dari segi akidah, praktik ibadah, hingga sejarah politik, Syiah justru menjadi alat perpecahan umat Islam dan mendekatkan mereka pada musuh-musuh agama.

Umat Islam Indonesia wajib memahami hakikat ini agar tidak tertipu dengan propaganda persatuan palsu yang kerap digembar-gemborkan Syiah. Persatuan sejati hanya mungkin terwujud dengan berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah sesuai pemahaman Ahlus Sunnah wal Jamaah.


(albert/syiahindonesia.com)



************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: