Breaking News
Loading...

 Mengapa Imam Syafi’i Menolak Aqidah Syiah?


Syiahindonesia.com
– Imam asy-Syafi’i rahimahullah adalah salah satu dari empat imam mazhab dalam Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang memiliki peran besar dalam menjaga kemurnian Islam berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah. Beliau bukan hanya ahli fiqih dan ushul, tetapi juga seorang ulama yang tegas dalam urusan akidah. Dalam berbagai riwayat, Imam Syafi’i secara tegas menolak ajaran Syiah, baik dari sisi keyakinan maupun sikap mereka terhadap para sahabat Nabi ﷺ.


Siapa Imam Syafi’i?

Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Idris asy-Syafi’i, lahir di Gaza pada tahun 150 H dan wafat di Mesir tahun 204 H. Ia adalah murid dari Imam Malik dan juga sempat berguru kepada murid-murid Imam Abu Hanifah. Imam Syafi’i memiliki pengaruh besar di dunia Islam, termasuk di Indonesia, yang mayoritas kaum Musliminnya mengikuti mazhab Syafi’i.


Penolakan Imam Syafi’i terhadap Syiah

Banyak riwayat menunjukkan bahwa Imam Syafi’i sangat tegas dalam mengecam kelompok Syiah, khususnya Rafidhah, yaitu kelompok Syiah yang mencela dan mengkafirkan para sahabat.

Salah satu perkataan terkenal beliau adalah:

"Aku belum pernah melihat kaum yang lebih dusta daripada Rafidhah."
(Al-Khatib al-Baghdadi, Tarikh Baghdad, 10/210)

Dalam riwayat lain beliau berkata:

"Rafidhah adalah musuh Islam."
(Lihat: Ibn Qayyim al-Jawziyyah, "al-Muntaqa", 1/497)


Alasan Imam Syafi’i Menolak Aqidah Syiah

  1. Syiah Mengkafirkan Sahabat Nabi ﷺ
    Syiah Rafidhah meyakini bahwa mayoritas sahabat Nabi, termasuk Abu Bakar, Umar, dan Utsman, telah murtad setelah wafatnya Rasulullah ﷺ. Padahal, Allah memuji para sahabat:

    وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ... رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ
    “Orang-orang yang terdahulu masuk Islam dari kalangan Muhajirin dan Anshar… Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya.”
    (QS. At-Taubah: 100)

    Imam Syafi’i sangat mencintai sahabat Nabi dan menganggap mencaci mereka sebagai bentuk penyimpangan aqidah.

  2. Syiah Mengutamakan Ahlul Bait Melebihi Para Nabi dan Rasul
    Syiah meyakini bahwa para imam dari Ahlul Bait lebih tinggi dari nabi kecuali Nabi Muhammad ﷺ. Ini bertentangan dengan ajaran Ahlus Sunnah. Imam Syafi’i pun sangat menghormati Ahlul Bait, namun tidak menuhankan atau mengultuskan mereka.

  3. Syiah Memiliki Akidah Imamah yang Tidak Ada Dasarnya
    Imam Syafi’i tidak pernah mengajarkan bahwa Ali bin Abi Thalib adalah satu-satunya khalifah sah. Beliau menghormati Ali, tetapi tetap menerima keutamaan Abu Bakar dan Umar, sebagaimana dalam sunnah Rasulullah ﷺ.

  4. Syiah Memiliki Aqidah Ghuluw (Ekstrem)
    Imam Syafi’i menentang semua bentuk ekstremisme, termasuk mengangkat imam-imam tertentu sebagai ma’shum, tidak pernah salah, dan lebih tinggi derajatnya dari para sahabat dan ulama lainnya.


Kesaksian Ulama Lain tentang Sikap Imam Syafi’i

Ibnu Katsir dalam al-Bidayah wa an-Nihayah menukil bahwa Imam Syafi’i berkata:

"Jika mencintai Ahlul Bait disebut Syiah, maka saksikanlah bahwa aku Syiah."

Namun konteksnya bukan membela Syiah, melainkan membela cintanya kepada keluarga Nabi, bukan aqidah Syiah Rafidhah. Banyak Syiah yang menyalahgunakan ucapan ini, padahal Imam Syafi’i jelas mengecam kelompok Rafidhah yang menghina sahabat Nabi.


Penutup

Penolakan Imam Syafi’i terhadap aqidah Syiah bukanlah hal mengejutkan, karena Syiah membawa keyakinan yang bertentangan dengan Al-Qur’an, Sunnah, dan ijma’ sahabat. Imam Syafi’i adalah pembela Ahlus Sunnah sejati, yang mengajarkan akidah lurus, mencintai Ahlul Bait tanpa mencaci sahabat, dan menjunjung tinggi kebenaran dengan ilmu, bukan hawa nafsu.

Umat Islam Indonesia yang mayoritas bermadzhab Syafi’i wajib memahami sikap Imam Syafi’i ini agar tidak terjerumus dalam penyimpangan Syiah yang menyusup melalui jalur cinta Ahlul Bait.

(albert/syiahindonesia.com)



************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: