Syiahindonesia.com – Salah satu strategi yang digunakan Syiah untuk menguatkan keyakinannya dan menyesatkan umat Islam adalah dengan memutarbalikkan sejarah Islam. Sejarah yang sejatinya menjadi saksi perjuangan para sahabat Nabi ﷺ dalam menyebarkan Islam justru diputar balik oleh kelompok ini demi mendukung klaim palsu tentang kepemimpinan Ali bin Abi Thalib dan keturunannya.
Distorsi terhadap Khulafaur Rasyidin
Syiah secara terang-terangan mengingkari keabsahan kekhilafahan Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, dan Utsman bin Affan. Padahal ketiganya diangkat secara sah berdasarkan musyawarah dan konsensus umat Islam saat itu. Dalam narasi sejarah versi Syiah, ketiganya digambarkan sebagai perampas hak Ali bin Abi Thalib, yang mereka yakini seharusnya menjadi khalifah pertama berdasarkan wasiat Nabi ﷺ. Tuduhan ini sama sekali tidak berdasar karena tidak ada satu pun riwayat sahih yang menyebut adanya wasiat nash (tegas) dari Nabi ﷺ tentang penunjukan Ali sebagai khalifah setelah beliau wafat.
Pembalikan Peran Ahlus Sunnah
Syiah menjelekkan sahabat-sahabat utama seperti Abu Bakar, Umar, Aisyah, bahkan sebagian sampai kepada fitnah besar, misalnya menuduh Sayyidah Aisyah terlibat dalam makar terhadap Ali. Ini adalah bentuk penyimpangan sejarah yang sangat parah. Mereka membangun narasi seakan-akan hanya Ahlul Bait yang membela Islam, sementara para sahabat lain dianggap pengkhianat. Padahal Al-Qur’an sendiri telah memuji dan meridhai para sahabat dalam banyak ayat, seperti dalam QS. At-Taubah:100.
Tragedi Karbala dan Eksploitasi Emosional
Syiah juga menjadikan peristiwa Karbala sebagai senjata utama untuk membangkitkan kebencian terhadap Ahlus Sunnah. Tragedi wafatnya Husain bin Ali radhiyallahu ‘anhu diputarbalikkan seolah-olah Ahlus Sunnah-lah yang bertanggung jawab atas kematiannya. Padahal justru kaum Syiah Kufah sendiri yang mengundang Husain ke Irak lalu mengkhianatinya dan tidak menolong saat beliau diserang pasukan Yazid. Fakta ini diakui banyak sejarawan, termasuk sejarawan Syiah sendiri seperti Al-Mufid dan Ath-Thabarsi.
Penambahan Riwayat Palsu
Dalam upayanya memalsukan sejarah, Syiah menciptakan ribuan riwayat palsu yang mendukung kepercayaan mereka, terutama dalam kitab-kitab seperti Al-Kafi, yang menurut ulama mereka sendiri mengandung banyak kebatilan. Mereka menisbatkan berbagai ucapan dusta kepada Rasulullah ﷺ dan para imam mereka untuk melegitimasi keimaman dan aqidah ghuluw (ekstrem) mereka, padahal sanadnya batil dan bertentangan dengan hadis sahih Ahlus Sunnah.
Pengaruh Terhadap Umat
Dengan mengajarkan versi sejarah Islam yang terdistorsi ini kepada para pengikutnya, Syiah membentuk kebencian mendalam terhadap tokoh-tokoh utama Islam dan menyebarkan permusuhan terhadap Ahlus Sunnah. Akibatnya, mereka tidak segan menuduh mayoritas umat Islam telah sesat dan hanya kelompok merekalah yang berada di jalan kebenaran.
Kesimpulan:
Syiah bukan hanya menyimpang dalam aspek akidah dan ibadah, tetapi juga aktif dalam memutarbalikkan sejarah demi memperkuat ideologi mereka. Pemutarbalikan ini bukanlah upaya ilmiah, melainkan propaganda yang membahayakan persatuan umat Islam. Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk mempelajari sejarah Islam dari sumber-sumber yang sahih dan menghindari narasi sejarah versi Syiah yang penuh kedustaan dan fitnah.
(albert/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: