Breaking News
Loading...

Syiah dan Kaitan Mereka dengan Gerakan Zionisme


Syiahindonesia.com -
Keterkaitan antara kelompok Syiah dengan gerakan Zionisme sering kali menjadi perbincangan hangat di kalangan umat Islam. Meskipun secara lahiriyah Syiah mengklaim sebagai bagian dari Islam dan tampak menentang Zionisme, namun sejumlah fakta sejarah dan politik menunjukkan adanya relasi terselubung antara kedua entitas ini, terutama dalam konteks kepentingan geopolitik dan perpecahan internal umat Islam.

1. Strategi “Musuh dari Dalam”

Dalam sejarah Islam, musuh yang paling berbahaya bukan selalu dari luar, tetapi dari dalam. Syiah, sejak kemunculannya, membawa perpecahan dengan menggugat legitimasi para sahabat dan khulafaur rasyidin. Perpecahan inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh kekuatan eksternal, termasuk Zionisme internasional.

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا
“Berpegang teguhlah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai.”
(QS. Ali Imran: 103)

Ayat ini secara jelas melarang perpecahan di kalangan umat Islam. Namun dalam praktiknya, ajaran Syiah justru mendalangi perpecahan besar dalam tubuh Islam — sesuatu yang sejalan dengan agenda Zionis yang ingin menghancurkan umat Islam dari dalam.

2. Iran dan Israel: Musuh di Permukaan, Kawan di Balik Layar?

Republik Iran, sebagai representasi terbesar dari Syiah, sering kali tampil lantang dalam menyuarakan anti-Zionisme. Namun ironisnya, dalam beberapa momentum penting, Iran justru memberikan keuntungan strategis kepada entitas Zionis. Misalnya:

  • Pada masa Revolusi Iran (1979), Ayatollah Khomeini membebaskan banyak tahanan Syiah, namun tidak sedikit yang kemudian berkoordinasi dengan kelompok-kelompok kiri yang memiliki hubungan dengan agen asing.

  • Selama invasi Amerika ke Irak, milisi Syiah justru bekerja sama dengan pasukan koalisi, menghancurkan kekuatan Sunni dan membuka jalan bagi kekuatan Syiah—dan sekaligus memperlemah barisan Islam Sunni yang menjadi penentang utama Zionisme.

  • Beberapa laporan intelijen Barat menyebut bahwa agen Mossad pernah menjalin kerja sama tidak langsung dengan kelompok Syiah ekstremis dalam operasi sabotase terhadap negara-negara Arab Sunni.

3. Distraksi dari Palestina ke Karbala

Salah satu strategi Syiah adalah memindahkan fokus jihad dari Palestina ke Karbala. Setiap tahun, jutaan pengikut Syiah memperingati peristiwa Karbala, menitikkan air mata, meratap, dan melakukan ritual-ritual dramatis yang tidak pernah diajarkan Rasulullah ﷺ.

Sementara itu, penderitaan rakyat Palestina hanya menjadi bahan politisasi belaka. Iran dan sekutunya kerap memanfaatkan isu Palestina untuk meraih simpati dunia Islam, padahal pada saat bersamaan mereka menyokong rezim dan milisi yang menindas kaum Sunni di Suriah, Irak, dan Yaman.

4. Ucapan dan Tindakan Tidak Sejalan

Syiah sering kali menyerukan “kematian bagi Israel”, namun tidak ditemukan satu pun konfrontasi militer langsung yang signifikan antara Iran dan Israel. Justru, musuh utama Iran selalu Sunni, bukan Zionis.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا خُذُوا حِذْرَكُمْ
"Wahai orang-orang yang beriman, ambillah langkah waspada kalian!"
(QS. An-Nisa: 71)

Ayat ini menjadi pengingat bagi umat Islam agar tidak mudah tertipu oleh propaganda. Klaim Syiah sebagai pembela Islam harus dinilai dari tindakan, bukan hanya slogan.

Kesimpulan

Keterkaitan antara Syiah dan Zionisme tidak selalu tampak secara eksplisit, namun jejak-jejak politik dan sejarah menunjukkan adanya hubungan tidak langsung yang saling menguntungkan. Syiah dengan doktrin perpecahannya, secara tidak sadar atau sengaja, menjadi alat ampuh Zionisme untuk melemahkan kekuatan Islam dari dalam. Umat Islam harus waspada dan tidak mudah tertipu oleh simbolisme semu yang mengatasnamakan Ahlul Bait, tetapi sejatinya merusak ukhuwah dan kekuatan Islam.

(albert/syiahindonesia.com)



************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: