Breaking News
Loading...

Mengapa Banyak Tokoh Syiah yang Beralih ke Sunni Setelah Mendalami Islam?


Syiahindonesia.com -
Fenomena banyaknya tokoh dan mantan pengikut Syiah yang berbalik memeluk Ahlus Sunnah wal Jama’ah (Sunni) adalah fakta yang tidak bisa disembunyikan. Mereka yang sebelumnya membela ajaran Syiah dengan fanatik, justru akhirnya meninggalkannya setelah mendalami Islam yang murni dari sumber-sumber yang sahih. Ini membuktikan bahwa semakin dalam seseorang mempelajari Islam dari Al-Qur’an dan Sunnah yang benar, semakin besar pula kemungkinannya untuk meninggalkan Syiah.


1. Menemukan Kebohongan dalam Ajaran Syiah

Banyak tokoh Syiah yang mengaku bahwa alasan utama mereka keluar adalah karena banyaknya kebohongan dan kontradiksi dalam ajaran Syiah. Salah satunya adalah pengakuan bahwa Al-Qur’an tidak sempurna, serta keyakinan bahwa para imam mereka ma’shum (tidak bisa salah), bahkan lebih tinggi dari nabi.

Padahal Allah Ta’ala telah menyatakan:

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
“Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al-Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar menjaganya.”
(QS. Al-Hijr: 9)

Ayat ini dengan tegas membantah keyakinan Syiah tentang adanya tahrif (pengubahan) dalam Al-Qur’an.


2. Kesesatan dalam Pengkultusan Imam

Syiah meyakini bahwa para imam mereka memiliki sifat-sifat ilahiyah seperti mengetahui yang ghaib dan mampu memberi syafaat tanpa izin Allah. Ini bertentangan dengan ajaran tauhid yang sangat dijaga oleh Ahlus Sunnah.

Padahal Allah berfirman:

قُل لَّا يَعْلَمُ مَن فِي ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ٱلْغَيْبَ إِلَّا ٱللَّهُ
“Katakanlah: Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah.”
(QS. An-Naml: 65)

Tauhid yang murni inilah yang membuka mata banyak tokoh Syiah dan membuat mereka sadar bahwa selama ini mereka terjerumus dalam ajaran yang mendekati kemusyrikan.


3. Ketidaklogisan Konsep Imamah

Salah satu pilar utama Syiah adalah doktrin Imamah, yaitu keyakinan bahwa kepemimpinan setelah Nabi Muhammad ﷺ hanya sah jika berada di tangan keturunan Ali bin Abi Thalib. Imamah ini dianggap rukun iman versi mereka dan lebih penting dari kenabian.

Namun, tidak ada satu ayat pun dalam Al-Qur’an yang menetapkan Imamah sebagaimana didefinisikan oleh Syiah. Yang ada justru perintah untuk mengikuti para sahabat dan umat Islam yang mayoritas.

Rasulullah ﷺ bersabda:

عَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ مِنْ بَعْدِي
"Wajib atas kalian untuk berpegang teguh kepada sunnahku dan sunnah para Khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjuk setelahku."
(HR. Abu Dawud, Tirmidzi)

Hadits ini memerintahkan mengikuti Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali — yang justru dituduh murtad oleh Syiah (kecuali Ali). Ini membuat para mantan tokoh Syiah merasa tidak ada dasar kuat bagi doktrin Imamah.


4. Kebencian Syiah terhadap Sahabat dan Aisyah radhiyallahu ‘anha

Banyak eks-Syiah mengaku tidak tahan dengan penghinaan terhadap istri Nabi, Aisyah radhiyallahu ‘anha, dan para sahabat Rasulullah ﷺ, seperti Abu Bakar dan Umar. Mereka justru menemukan kecintaan sejati kepada para sahabat dalam ajaran Ahlus Sunnah.

Allah berfirman:

وَٱلسَّـٰبِقُونَ ٱلْأَوَّلُونَ مِنَ ٱلْمُهَـٰجِرِينَ وَٱلْأَنصَارِ وَٱلَّذِينَ ٱتَّبَعُوهُم بِإِحْسَـٰنٍ رَّضِىَ ٱللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا۟ عَنْهُ
“Orang-orang yang terdahulu lagi pertama-tama (masuk Islam) dari kalangan Muhajirin dan Anshar, dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya.”
(QS. At-Taubah: 100)

Menghina sahabat berarti menghina orang-orang yang diridhai Allah, dan ini adalah kesalahan fatal dalam Syiah yang tidak ditemukan dalam Islam yang murni.


5. Kesaksian Para Mantan Tokoh Syiah

Beberapa tokoh Syiah yang keluar dan masuk ke dalam Ahlus Sunnah antara lain:

  • Dr. Musa Al-Musawi, penulis "Kritik atas Syiah Imamiyah".

  • Ali Hussein Al-Musawi, mantan ulama Syiah yang menulis "Lama Aku dalam Syiah"

  • Dr. Sayyid Husain Al-Musawi, penulis "Lalu Aku Keluar dari Kegelapan"

  • Abdul Jabbar Ridha, eks-mubaligh Syiah di Kuwait

Mereka semua berbicara atas pengalaman pribadi setelah bertahun-tahun belajar di Hauzah (lembaga pendidikan Syiah di Iran/Iraq), dan merasa tertipu oleh indoktrinasi semu.


6. Pintu Hidayah Melalui Ilmu

Salah satu pelajaran penting dari para eks-Syiah adalah betapa pentingnya ilmu yang benar dari Al-Qur’an dan Sunnah. Banyak dari mereka yang keluar karena mulai membaca kitab-kitab Ahlus Sunnah dan membandingkannya secara jujur, tanpa fanatisme.

Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ
“Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya, maka Allah akan pahamkan ia dalam agama.”
(HR. Bukhari dan Muslim)


Penutup: Kebenaran Itu Jelas

Mereka yang meninggalkan Syiah dan masuk Islam yang murni (Ahlus Sunnah wal Jama’ah) adalah bukti nyata bahwa:

  • Syiah bukan jalan keselamatan, tetapi jalan penuh kebohongan dan fanatisme.

  • Islam yang benar adalah berpegang kepada Al-Qur’an dan Sunnah dengan pemahaman sahabat.

  • Kebenaran itu akan sampai kepada orang yang mencari dengan hati yang ikhlas.

Semoga Allah memberikan kita taufik untuk tetap istiqamah di atas kebenaran, menjauhkan kita dari kesesatan Syiah, dan memberi hidayah kepada saudara kita yang masih terjebak di dalamnya.

(albert/syiahindonesia.com)



************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: