Syiahindonesia.com - Sebanyak 16 anggota keamanan Suriah dilaporkan tewas dalam serangan bersenjata terhadap sebuah markas keamanan di wilayah Ashrafiyah Shahnaaya, pinggiran Damaskus, menurut sumber dari Kementerian Dalam Negeri Suriah.
Sumber tersebut menyatakan bahwa serangan terjadi setelah pasukan keamanan melarang keluar-masuknya penguatan militer dari dan ke kota tersebut.
Sementara itu, kantor berita Suriah, SANA, juga melaporkan bahwa enam orang — termasuk warga sipil — tewas dalam penembakan terhadap mobil-mobil di sekitar wilayah kejadian, dan tiga anggota keamanan lainnya mengalami luka-luka.
Mengutip pernyataan sumber keamanan, SANA menyebutkan bahwa Kementerian Dalam Negeri Suriah menegaskan akan “memukul dengan tangan besi siapa pun yang mencoba mengganggu keamanan Suriah dan menargetkan rakyatnya.” Pasukan keamanan disebutkan telah memulai operasi penyisiran di wilayah Shahnaaya untuk menangkap pihak-pihak yang dianggap sebagai kelompok bersenjata di luar hukum.
“Israel” Mengaku Terlibat
Di sisi lain, kantor Perdana Menteri “Israel” merilis pernyataan bersama dengan Menteri Pertahanan bahwa militer “Israel” telah melancarkan operasi peringatan terhadap kelompok bersenjata yang disebutnya sebagai “kelompok ekstremis” yang diduga tengah merencanakan serangan terhadap komunitas Druze di wilayah tersebut.
Pernyataan itu juga menyebutkan bahwa “Israel” telah mengirim pesan kepada rezim Suriah untuk segera bertindak mencegah segala bentuk ancaman terhadap kaum Druze.
Lembaga Penyiaran “Israel” melaporkan bahwa serangan tersebut dilakukan menggunakan drone yang menembakkan rudal ke sebuah bangunan yang di dalamnya terdapat milisi bersenjata. Serangan itu, menurut laporan, tidak menimbulkan korban di pihak penyerang dan hanya dimaksudkan sebagai pesan peringatan.
Situasi Memanas di Sekitar Damaskus
Ketegangan ini terjadi sehari setelah baku tembak mematikan di pinggiran kota Jaramana, wilayah Riff Dimasyq, yang menewaskan delapan orang. Usai kejadian, pasukan keamanan memperketat pengamanan dan meningkatkan kehadiran di kawasan tersebut.
Pihak pemerintah Suriah juga dilaporkan telah bertemu dengan tokoh masyarakat dan pemuka lokal di Jaramana untuk meredakan situasi dan menghentikan eskalasi. Dua pemimpin komunitas Druze di Suriah, Syaikh Hammud al-Hanawi dan Syaikh Yusuf al-Jarbou’, menyerukan pentingnya persatuan nasional dan penolakan terhadap fitnah sektarian.
Berdasarkan laporan SANA, hasil pertemuan menyepakati pemberian kompensasi dan pemulihan hak-hak keluarga korban. Pemerintah juga berjanji untuk menuntut para pelaku serangan dan memastikan mereka diadili secara adil. Selain itu, disepakati pula perlunya klarifikasi narasi kejadian melalui media serta pencegahan provokasi berbasis sektarian dan wilayah.
(Samirmusa/arrahmah.id)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: