1. Pernyataan Kontroversial Khomeini
Khomeini, tokoh revolusi Iran dan pemimpin spiritual Syiah modern, dikenal dengan berbagai ucapan kontroversial. Dalam kitabnya Kasyful Asrar, ia menulis:
"Para nabi pun tidak mencapai derajat para imam. Para nabi hanya datang membawa syariat dan menyampaikan wahyu, sedangkan para imam mengatur alam semesta."
(Lihat: Kasyful Asrar, hal. 52)
Pernyataan ini secara tegas menyatakan bahwa imam-imam Syiah lebih tinggi dari para nabi, termasuk Nabi Muhammad ﷺ. Dan karena Khomeini sendiri dianggap oleh sebagian Syiah sebagai wakil Imam Mahdi, maka secara logika keyakinan itu bisa mengarah kepada pengultusan Khomeini lebih tinggi dari Rasulullah ﷺ.
2. Konsep Imamah dalam Syiah
Dalam teologi Syiah, “Imamah” dianggap lebih tinggi dari Nubuwwah (kenabian). Mereka meyakini bahwa imam-imam Syiah memiliki:
-
Ilmu gaib (`ilm al-ghaib),
-
Kemaksuman total (tidak bisa berdosa),
-
Kemampuan mengatur alam semesta.
Salah satu ulama Syiah, Al-Majlisi, mengatakan dalam Bihar al-Anwar:
"Sesungguhnya para imam memiliki kedudukan yang tidak dicapai oleh para malaikat maupun para nabi."
(Bihar al-Anwar, jilid 26, hal. 267)
Jika imam-imam mereka dianggap lebih tinggi dari nabi, dan Khomeini dianggap sebagai penerus imam, maka pengkultusan terhadap Khomeini tidak bisa dihindari.
3. Kultus Terhadap Khomeini oleh Pengikut Syiah
Pasca Revolusi Iran, banyak pengikut Syiah memposisikan Khomeini seakan-akan “nabi baru”. Ini terlihat dari:
-
Poster dan lukisan Khomeini yang ditempel di masjid-masjid.
-
Ceramah-ceramah yang memuji Khomeini sebagai “penyelamat umat”.
-
Penyebutan Khomeini sebagai “Imam” tanpa embel-embel.
Ini sangat berbeda dengan ajaran Islam Ahlus Sunnah, di mana pengkultusan terhadap manusia dilarang keras, bahkan terhadap Rasulullah ﷺ pun kita diajarkan adab dan penghormatan tanpa melampaui batas.
Rasulullah ﷺ bersabda:
لَا تُطْرُونِي كَمَا أَطْرَتِ النَّصَارَى عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ، فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ فَقُولُوا: عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ
"Janganlah kalian berlebihan memujiku sebagaimana orang-orang Nasrani memuji Isa bin Maryam. Aku hanyalah hamba Allah, maka katakanlah: hamba Allah dan Rasul-Nya."
(HR. Bukhari no. 3445)
4. Bahaya Pemikiran Ini bagi Umat Islam
Pemikiran seperti ini adalah bentuk penghinaan terhadap kenabian dan bisa mengarah pada kekufuran. Mengangkat manusia mana pun—termasuk imam Syiah atau tokoh revolusioner seperti Khomeini—lebih tinggi dari Nabi Muhammad ﷺ adalah kesesatan nyata.
Syiah menggunakan konsep ini untuk:
-
Menanamkan loyalitas fanatik terhadap tokoh mereka,
-
Mendegradasi posisi Rasulullah ﷺ di hati umat Islam,
-
Menumbuhkan ide bahwa hanya melalui jalur imamah (versi Syiah) seseorang bisa mendapatkan petunjuk hakiki.
Kesimpulan
Dari berbagai pernyataan dan literatur Syiah, jelas bahwa mereka menempatkan para imam mereka—termasuk Khomeini—di atas para nabi, bahkan Nabi Muhammad ﷺ. Ini adalah penyimpangan akidah yang sangat berbahaya dan menyesatkan.
Sebagai Muslim Ahlus Sunnah, kita wajib menjaga akidah kita agar tidak terkontaminasi dengan pemikiran sesat seperti ini. Rasulullah ﷺ adalah sebaik-baik manusia, pemimpin para nabi, dan makhluk paling mulia. Tidak ada satu manusia pun yang bisa melampaui derajat beliau.
(albert/syiahindonesia.com)
0 komentar: