Syiahindonesia.com, Bekasi – Ketua Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS), KH. Athian Ali M. Da’i menilai bahwa demonstrasi besar di Iran membuktikan bobroknya keyakinan ajaran Syiah yang dibawa oleh Ayatullah Khomeini. Ekonomi buruk adalah dampak dari pemahaman wilayatul faqih (kekuasaan di tangan imam yang dianggap maksum) sebagai rukun iman mereka.
“Saya menyebut ini makar Allah, satu sisi Syiah di berbagai negara membuat kerusakan justru di dalam negeri Iran sendiri kondisi ekonomi rakyatnya terpuruk, banyak pejabat korup dan menderita,” katanya saat dihubungi Kiblat.net, Jumat (05/01/2018).
Dia menjelaskan pemaksaan untuk menguasai wilayah sebagai rukun iman membuat mereka terpukul. Iran sebagai pusat imamah dituntut membiayai mereka yang berusaha menjalankan wilayatul faqih, utamanya peperangan di berbagai negara timur tengah.
“Kepentingan ekspor revolusi di berbagai negara justru dinilai rakyat sebagai menghambur-hamburkan uang. Iran bukanlah negara kaya, akhirnya rakyatlah yang menderita, maka muncullah demonstrasi kekesalan rakyat,” ujarnya.
Dai yang pernah berkunjung ke Iran itu mengungkapkan demonstrasi tersebut murni adalah bentuk kebobrokan ekonomi negara. Demonstrasi akan terus berkepanjangan, sebab tuntutan rakyat belum terjawab oleh pemerintah Iran sendiri. Bahkan sebaliknya dijawab dengan ancaman, penangkapan dan kekerasan yang menimbulkan korban jiwa.
“Pemerintah Iran justru menuduh demonstran sebagai tindakan melawan Tuhan, saya tidak tahu apa maksudnya melawan Tuhan. Apakah pemerintah Iran adalah wakil Tuhannya mereka atau pemerintah itu sedang menjadi Tuhan? Sehingga karena melawan Tuhan, bagi yang melawan terancam dibunuh,” herannya.
Kendati demikian, ia meyakini bahwa ketika rakyat ditekan justru akan semakin melawan. Sebab semut yang diinjak, pasti akan mencoba melawan dengan menggigit. Demonstrasi ini lebih besar dari demonstrasi di Iran pada tahun 2009 sebelumnya, sebab ini murni gerakan kekecewaan rakyat. Kiblat.net
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
“Saya menyebut ini makar Allah, satu sisi Syiah di berbagai negara membuat kerusakan justru di dalam negeri Iran sendiri kondisi ekonomi rakyatnya terpuruk, banyak pejabat korup dan menderita,” katanya saat dihubungi Kiblat.net, Jumat (05/01/2018).
Dia menjelaskan pemaksaan untuk menguasai wilayah sebagai rukun iman membuat mereka terpukul. Iran sebagai pusat imamah dituntut membiayai mereka yang berusaha menjalankan wilayatul faqih, utamanya peperangan di berbagai negara timur tengah.
“Kepentingan ekspor revolusi di berbagai negara justru dinilai rakyat sebagai menghambur-hamburkan uang. Iran bukanlah negara kaya, akhirnya rakyatlah yang menderita, maka muncullah demonstrasi kekesalan rakyat,” ujarnya.
Dai yang pernah berkunjung ke Iran itu mengungkapkan demonstrasi tersebut murni adalah bentuk kebobrokan ekonomi negara. Demonstrasi akan terus berkepanjangan, sebab tuntutan rakyat belum terjawab oleh pemerintah Iran sendiri. Bahkan sebaliknya dijawab dengan ancaman, penangkapan dan kekerasan yang menimbulkan korban jiwa.
“Pemerintah Iran justru menuduh demonstran sebagai tindakan melawan Tuhan, saya tidak tahu apa maksudnya melawan Tuhan. Apakah pemerintah Iran adalah wakil Tuhannya mereka atau pemerintah itu sedang menjadi Tuhan? Sehingga karena melawan Tuhan, bagi yang melawan terancam dibunuh,” herannya.
Kendati demikian, ia meyakini bahwa ketika rakyat ditekan justru akan semakin melawan. Sebab semut yang diinjak, pasti akan mencoba melawan dengan menggigit. Demonstrasi ini lebih besar dari demonstrasi di Iran pada tahun 2009 sebelumnya, sebab ini murni gerakan kekecewaan rakyat. Kiblat.net
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: