Breaking News
Loading...

Strategi pemekaran syiah
Oleh: Abdullah al-Mathrafi

BismillahirRahmanirRahim

Segala puji hanya milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga tetap terhatur selalu kepada Rasul terbaik, kepada keluarga dan para sahabatnya. Amma ba’du:

Saudara pembaca yang mulia, menjelaskan  jalan orang-orang yang berbuat dosa dan membongkar rahasia mereka termasuk konsep yang sudah ditetapkan oleh Al-Qur’an, Allah Ta’ala berfirman:

وَكَذَلِكَ نُفَصِّلُ الْآيَاتِ وَلِتَسْتَبِينَ سَبِيلُ الْمُجْرِمِينَ

“Dan demikianlah Kami terangkan ayat-ayat Al Qur’an, (supaya jelas jalan orang-orang yang shaleh) dan supaya jelas (pula) jalan orang-orang yang berdosa.” (QS. Al-An’am: 55).

Sangat baik jika mayoritas umat Islam sadar dan tahu aqidah para musuhnya. Dan lebih baik lagi jika mereka faham detail setiap rahasia, sarana dan strategi musuh dalam upaya melariskan kebatilannya.

Pembaca yang budiman, mari sejenak kita berkonsentrasi memikirkan bahaya yang sudah ditabuh genderangnya, asapnya mengepul dan melambung tinggi, apinya semakin berkobar, dan panasnya kian membara! Dialah bahaya ekspansi syiah yang mengancam dunia islam.

Gerakan misionaris Syiah ini benar-benar nyata bukan fiktif, bukan pula rekayasa. Bayang-bayang monsterya sudah menghantui berbagai negeri sampai tidak ada satu wilayah yang luput dari target ekspansinya, baik dari Jepang hingga Amerika Latin.

Proyek ini menjelalajah ke berbagai negeri untuk meciptakan kerusakan, merusak tali ikatan Islam, aqidah, sejarah dan simbol-simbolnya, hingga hati yang masih tertanam ghirah di dalamnya berteriak tak tahan atas terpaan angin Syiah Bathiniyah yang semakin berkembang, di saat yang sama organisasi dan lembaga islam juga sedang menghadapi serangan jahat gerakan kristenisasi.

Berbicara tentang invasi ideologi Syiah dan ekspor pemikIrannya, tidak kalah penting dengan pembicaraan tentang agresi militer mereka. Apalagi kami melihat dampak bahaya yang ditimbulkan oleh gerakan ini berikut beban dan tanggungan yang akan dihadapi sangat mengancam ketenangan dan ketentraman masa depan umat islam.

Alasan mewaspadai ekspansi Syiah

Tentu karena ajaran dasar dan prinsip islam sangat berbeda dengan Syiah, kedua kelompok memiliki perbedaan yang sangat jauh seperti jarak yang membentang antara timur dan barat.

Bagaimana mungkin –saudara pembaca terhormat– orang islam bemesraan dengan kelompok yang mengaklaim para imam ahlul bait maksum dan mereka juga mengetahui hal-hal yang ghaib. [Lihat: Ushul al-Kafi, 1/1655, karya al-Kulaini].

Dengan kelompok yang mengatakan teks Al-Qur’an telah dirubah, dan Al-Qur’an yang berada di tengah kita sekarang bukan al-Qur’an asli yang turun kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, tetapi telah dirubah, diganti, ditambah dan dikurangi redaksinya. [Ushul al-Kafi, 1/285].

Bagaimana mungkin kita berteman dekat dengan orang yang berani mengobral lisannya menuduh fasik para sahabat, melaknat dan menvonis kafir mereka. [Lihat: apa yang disebutkan al-Majlisi dalam kitabnya, Bihar al-Anwar, 69/137-138].

Berteman dekat dengan orang yang berkeyakinan bahwa siapa saja yang mengingkari salah satu dari dua belas imam syiah kafir hukumnya, sesat dan layak masuk neraka? [Lihat: Haqqul Yaqin, karya Abdullah Syubbar, 2/189].

Terlebih, sekte Syiah ini memiliki sejarah hitam terhadap umat islam. Permusuhannya dengan kita sangat dalam, kebencian dan kedengkiannya sangat nampak, Bahkan hampir tidak ada periode sejarah umat islam berlalu kecuali Syiah memiliki banyak fitnah, penipuan, pemberontakan dan pengkhianatan terhadap islam dan kaum muslimin. Inilah fakta sejarah syiah Bathiniyah.

Bacalah sejarah, karena di dalamnya terdapat pelajaran

Celaka kaum yang tidak mengetahui kabar berita

Mengungkap cara-cara syiah, pergerakan dan ekspansinya bukan berarti menzholimi dan tidak bersikap adil kepadanya. Kita umat islam adalah umat yang adil, bijak, toleran dan tengah-tengah.

Demi Allah, memang benar, setiap ajakan yang mengundang pertikaian dan perang sektarian tidak memberikan dampak maslahat bagi umat di masa sekarang ini. Karena itu bisa menjadi benih yang dapat dipetik buahnya oleh proyek Zionis Yahudi dan kelompok yang berada di belakangnya.

Namun, diam membisu dari ekspansi yang jelas keji dan menutup mata darinya adalah pertimbangan tersendiri bagi ahlus sunnah. Missi penyebaran agama syiah ini prioritas utamanya adalah negeri-negeri islam sunni.

Maka makalah ini adalah risalah kecil untuk memahami strategi pemekaran syiah dan mengukur seberapa dalam ancamannya, serta ajakan untuk menghadapinya dengan cara yang benar, bukan  mengajak pada pertikaian dan konflik sektarian.

Saudaraku, pembaca yang terhormat

Gagasan ekspansi Syiah ini  bermula dengan meletusnya Revolusi Iran pimpinan Khumaini, usai keberhasilannya dalam melakukan aksi kudeta, secara serentak dia mengorasi dan mengumumkan ekspor Revolusi Iran ke berbagai negara yang diberi nama revolusi islam.

Mulailah proyek ekspansi syiah berjalan seiring dengan berkuasanya orde baru wilayatul faqih, yang dalam pandangan syiah artinya wajib bagi para pengikut madzhab Syiah imamiyah untuk taat kepada sang faqih yang menjadi wakil imam ghaib yang dinanti-nanti. Khomeini berkata dalam kitabnya, al-Hukumah al-Islamiyah, hal. 36, menegaskan aqidah wilayatul faqih:

“… Diantara hak fuqaha, bahkan termasuk tugas mereka yang wajib dan fardhu adalah berusaha menjadi penerus imam akhir zaman, imam yang ghaib. Mereka harus dapat memegang kendali hukum sebagai perwakilan dan delegasi sang imam. Dengan ini, maka taat kepadanya menjadi wajib, bukan saja karena ia seperti imam, tetapi karena ia seperti nabi dan rasul.”

Dengan ideologi ini, perancang ekspor revolusi dapat mengendalikan pengikut dan kelompok minoritasnya di sana-sini, dengan tujuan setelah itu mereka dapat mematuhi dan mengeskusi perintahnya.

Berdasarkan tujuan ekspor revolusi tersebut, pemerintahan Khomeini terlibat peperangan selama delapan tahun melawan Iraq yang dianggap oleh Persia sebagai pintu gerbang dan tempat masuk mereka ke dalam dunia islam, terlebih lagi Iraq saat itu sangat jauh dari agama dengan keyakinan madzhab yang ada. Peperangan ini berakhir setelah merenggut banyak nyawa, dan menimbulkan kerugian ekonomi yang sangat besar. di saat gerakan ini mulai berkembang dan naik daun, pemerintahan para mullah mendorong dan memobilisasi minoritas syiah untuk menuntut kemerdekaan dan otonomi daerah yang independent. Dan saat itu pula, dibentuklah beberapa partai politik syiah yang berperan menentang pemerintahan mereka. Dan jadilah partai-partai itu sekarang ini memiliki suara dan gemuruh di dunia islam, seperti; Partai Dakwah Islamiyah di Iraq, Gerakan Amal dan Hizbullah di Lebanon, Front Pembebasan Islam di Bahrain dan Gerakan Houtsi di Yaman.

Berdirinya partai-partai ini merupakan sambutan atas perintah dari para tokoh Syiah di Qom, yang kemudian menjadi gema bagi suara Dinasti Safawi Persia.

Setelah Persia gagal mengekspor revolusinya dengan kekuatan senjata, maka dengan cerdik mereka beralih untuk mengekspor revolusinya melalui jalan diplomasi halus.

Dengan siasat nafas yang panjang, perencanaan yang matang dan menempuh jalan apa saja yang bisa dilalui, ekspansi syiah ini mulai mengancam negeri-negeri islam, tanpa mengenal batas, dan tanpa dapat diberhentikan.

Proyek ini bejalan dengan dukungan dan bantuan sebuah negara syiah yang bersuaha tampil memimpin. Karena misi tersebut, dia kerahkan semua fasilitas dan kekuatan,  lembaga, departement dan perekonomiannya, lalu berani menggelontorkan dana milyaran guna menyebarkan ajaran syiah. Salah satu berita menyebutkan terkait hal ini bahwa seperlima pendapatan minyak Iran dihabiskan untuk misi tersebut.

Al-Khomeini berkata dalam wasiatnya seraya memotifasi pengikutnya untuk menyebarkan ajaran syiah:

“Perkara tabligh tidak dapat dilaksanakan oleh departemen bimbingan semata, akan tetapi ia merupakan tanggung jawab seluruh ulama, para khatib, penulis, dan seniman. Wajib bagi departemen luar negeri berupaya memperbanyak bulletin tabligh di kedutaan-kedutaan guna memperlihatkan sisi pencerahan terhadap islam.” [Lihat: al-Washiyah as-Siyasiyah, karya Imam al-Khomeini, hal. 40].

Adapun presiden Iran yang sekarang, Ahmadi Nejad, dengan terang-terangan ia menyatakan bahwa tujuan pemerintahan Iran adalah menyebarkan paham syiah kepada dunia, mengangkat bendera imam Mahdi al-Muntazhar dan menyebarkannya. Dia berkata dengan teks berikut: “Sesungguhnya menyebarkan kepentingan ini kepada dunia merupakan beban tanggung jawab yang harus dipikul pemerintahan Iran.” [Nukilan dari website Mufakkiratul Islam].

Dan salah seorang ulama syiah dalam interviwnya dengan Stasiaun TV al-Mustaqillah, tanggal 4/1/1428 H menyatakan dengan terang-terangan: “Sesungguhnya Hauzah syiah di Qom dan Najaf sedang berusaha menguasai setiap wilayah di Hijaz, Syam, Yaman, dan Iraq. Tujuan dari Marja’ adalah memimpin dunia islam seluruhnya. Sesungguhnya ekspansi syiah tiada batas, dan sungguh mereka berupaya untuk mengekspansi ke seluruh penjuru negeri.”

Adapun sarana, cara dan kesuksesan mereka dalam menyebarkan ajaran syiah cukup banyak, diantaranya:

- Pertama dan yang paling utama: Mengangkat syiar kecintaan terhadap Ahlul Bait, menamai ajaran mereka dengan nama madzhab ahlul bait, fokus dakwah mereka berupa kecintaan kepada Ahlul Bait, menyebut-nyebut keutamaan mereka dan menegaskan hak-hak mereka.

Dakwah ini dipergunakan syiah sebagai jembatan untuk melebih-lebihkan ahlul bait dan mengkultuskan mereka. Dari situlah syiah mencela orang-orang yang merampas hak ahlul bait, mengambilnya dan mendhalimi mereka. Yang mereka tuduh adalah para sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam –sebagaimana klaim Rafidhah (syiah)- kemudian mereka mencela, menghina, dan mengumpat para sahabat, menuduh mereka berkhianat, bahkan melaknat dan mengkafirkan mereka.

Jadi, syiar “cinta ahlul bait” ini merupakan tabir penyebaran madzhab syiah dan penghias misi mereka.

Oleh karena itu, lembaga-lembaga dakwah, sosial dan politik syiah diberi nama Ahlul Bait dalam rangka mempromosikan madzhabnya agar mudah diterima.

Tempat-tempat kuburan Ahlul Bait menjadi target kelompok syiah, mereka menjadikannya sebagai tempat-tempat ziarah, membangun kubah diatasnya, dan menghidupkan berbagai ritual bid’ah di sisinya. Ditambah lagi dengan pembangunan padepokan di sekitar kuburan-kuburan tersebut, membeli tanah-tanah yang berdekatan dengannya, agar daerah tersebut nantinya dapat dikendalikan sepenuhnya oleh syiah.

-Di antara cara syiah menyebarkan ajarannya adalah: ajakan pendekatan antar madzhab ahlus sunnah dengan syiah. Ajakan ini pada hakekatnya berarti pengakuan terhadap madzhab syiah dan kebenarannya yang sengaja dIrancang agar mudah diterima dan dijadikan sebagai madzhab yang sah.

Ironisnya, ajakan ini menjadikan para da’i syiah dapat bergerak leluasa di negeri-negeri sunni, mereka mendirikan markaz-markaz, membuka program penerbitan dan menyebarkan madzhab syiah.

Adapun menyanggah keyakinan mereka yang batil dan (kitab) warisan mereka yang penuh dengan kekafIran, menurut syiah ini merupakan ancaman yang dapat merusak persatuan kaum muslimin.

Dengan demikian, maka sudah selayaknya ahlus sunnah mempertanyakan: Apakah para mullah Iran akan mengizinkan kegiatan penyebaran sunnah di tempat-tempat syiah? Akankah Persia diam saja jika orang-orang Iran beralih ke madzhab sunni? Apakah mereka akan memberikan izin terhadap setiap kegiatan-kegiatan sunni?

Demi Allah sepertinya tidak mungkin, tentu pemerintahan Iran akan mencegah setiap kegiatan yang mengajarkan aqidah sunni, hingga di Hauzah sekalipun.

Rezim yang selalu berkoar-koar meneriakkan gandeng tangan dan persatuan ini sejatinya adalah rezim pemerintahan yang telah membunuh ulama-ulama sunnah di sana, membantai orang-orang arab Ahwaz, menghancurkan masjid-masjid, menutup sekolahan dan mengusir para da’i ahlus sunnah.

Sesungguhnya kita ahlus sunnah, tidak mungkin untuk bergandengan tangan dengan kaum yang berpegang teguh pada pembatal-pembatal keislaman, berdiam diri (i’tikaf) di kuburan, dan mati-matian menyebarkan bid’ah.

- Diantara cara Syiah menyebarkan ajarannya adalah: Peduli terhadap bantuan biasiswa sekolah, dan memikat ribuan pemuda muslim dari berbagai penjuru dunia untuk belajar di Hauzah, di Teheran, Qom, Masyhad, dan di kota Tabriz.

Di sana pemerintahan Mullah akan menangung nafkah, kehidupan dan kebutuhan mereka hingga menanggung (biaya) pernikahan mereka.

Tujuan dari beasiswa  ini adalah untuk mencetak para siswa dan mahasiswanya menjadi kader Syiah militan, kemudian mereka pulang menjadi aktifis yang menyebarkan Syiah di negaranya. Dan jangan anda tanyakan lagi tentang bagaimana semangat patriotisme mereka dan ketulusannya pada Negara Iran, karena bertahun-tahun mereka sudah didoktrin bahwa semua pemerintah adalah zhalim dan tidak syar’ie, karena tidak berpegang teguh dengan prinsip wilayatul faqiih, atau yang sering mereka istilahkan dengan ungkapan prinsip islam Muhammadi murni (menurut anggapan mereka).



- Di antara cara Syiah menyebarkan ajarannya adalah : mengirimkan para dai dan pengajar untuk  menyebarluaskan syiah terutama di daerah-daerah terpencil yang dianggap jumlah muslimnya masih minoritas.

Beredar salahsatu selebaran asing ; bahwa pemerintah Iran pasca runtuhnya Uni Soviet mengirimkan ratusan tenaga pengajar ke Negara-negara yang telah merdeka, selebaran ini menyebutkan bahwa pemerintah Iran sudah menghabiskan milyaran Dolar amerika untuk misi tersebut.

Di antara cara Syiah menyebarkan ajarannya adalah : memanfaatkan eksistensi kedutaan Iran di setiap Negara, di mana atase kebudayaannya memerankan fungsi kementrian dakwah syiah, dengan mengfollow-up para aktifis Syiah, mendanai kebutuhannya, membela hak-haknya dan membekalinya dengan sumber-sumber agama dan politik Syiah. oleh karena itu setiap kedutaan Iran tidak pernah lepas dari keberadaan para aktifis dakwah dan pendukung kepentingan Syiah.

Di antara cara Syiah menyebarkan ajarannya adalah : menggunakan kekuatan modal dan iming-iming materi, mereka membeli para tokoh dan orang-orang berpengaruh lainnya dengan materi yang besar, menggodanya dengan hadiah-hadiah menggiurkan ditambah dengan persepsi tokoh itu bahwa tidak ada perbedaan antara Sunni dengan Syiah.

Dan bukan rahasia lagi –saudara pembaca- bahwa Syiah tersebar di Irak dan Suriah melalui pintu para tokoh, dan pemipin marga.

Di antara cara Syiah menyebarkan ajarannya adalah : menelusuri tempat-tempat penduduk dengan kelas pendidikan dan ekonomi rendah, dan fokus dalam menggarapnya, mereka dirikan rumah sakit atau klinik kesehatan, membangun tempat tinggal yang layak, menyediakan bantuan, padahal di dalamnya terdapat misi terselubung berupa penyebaran syiah.

ditambah lagi misi tersebut dibungkus dengan slogan cinta islam, cinta ahlu bait sehingga melicinkan orang-orang dengan kelas pendidikan dan ekonomi rendah tersebut masuk ke dalam Syiah secara masal dan rame-rame.

Di antara cara Syiah menyebarkan ajarannya adalah : klaim bahwa mereka peduli terhadap problematika yang sedang dihadapi umat islam sambil menawarkan beberapa solusi, dan menampakan sikap anti Yahudi, zionis dan politik barat yang semua itu memiliki pengaruh besar dalam menggambarkan wajah syiah sebagai sosok heroik di dunia islam dan  menarik simpati rakyat yang merasa tertindas.

Para mulla Iran tidak mungkin mau ikut campur tangan dengan kasus yang dihadapi palestina kecuali sekedar untuk mendapatkan simpati, keuntungan sectarian syiah, dan kepentingan politik

Ketua dewan parlemen Iran pernah mengungkapkan : “Kekuatan moral Iran di Negara-negara islam dapat membantu kepentingan nasional pemerintah.” [Situs berita Shahifah Al Akhbar edisi Jum’at 27 hazeran 2008 M]

Bahkan ada salah seorang politikus Iran yang mengaku bahwa Iran hanya bekerja keras untuk kepentingan pribadi saja bukan kepentingan umat islam.

Di antara cara Syiah menyebarkan ajarannya adalah : bekerjasama dengan Negara-negara asing dalam menyerang pemerintah sunni yang menghalangi misi Syiah.

Pemerintah Iran –yang selama ini para tokohnya meneriakkan laknat terhadap setan besar Amerika- ternyata melakukan hubungan kerjasama dengan pemerintah-pemerintah asing untuk menjatuhkan pemerintah Irak, setelah sebelumnya mampu menjatuhkan pemerintah Afaghanistan, hal itu dinyatakan secara terbuka oleh mantan wakil persiden Iran, Muhammad Abthahi : ((Kalau bukan karena bantuan Iran Amerika tidak akan bisa menjajah Irak, dan kalau bukan karena bantuan Iran Amerika tidak akan bisa menjajah Afghanistan.)), [Silahkan merujuk kitab “Madza Ta’rif An Hizbillah” Hal 208].

Dan di antara cara Syiah dalam menyebarkan ajarannya adalah : bekerjasama dengan berbagai lapisan  kelompok yang bertolak belakang dengan masyarakat sunni baik lembaga sosial maupun organisasi, seperti kerjasama mereka dengan kelompok marksisme di masa lampau dan sekulerisme sekarang ini.

kelompok dan alIran yang ditolak oleh masyarakat sunni ini justru hadir dalam media dan forum syiah, karena mereka memiliki tujuan yang sama dalam menghancurkan keutuhan identitas sunni di masyarakat.

Termasuk tujuan syiah dalam kerjasama ini, melemahkan posisi sunni dan merusaknya dari dalam.

Masuk dalam program itu juga, Syiah berusaha menyamar dengan symbol-simbol sunni, yang sangat disayangkan menjadi pembenaran terhadap madzhab Syiah, sehingga dengan mudah mereka menyelipkan fatwa-fatwa dan opininya, kemudian media-media syiah menyebutkan bahwa mereka adalah symbol persatuan dan persamaan.

Saudara pembaca, ekspansi Syiah akan selalu menjadi bahaya nyata, dan target mereka ke dunia islam tanpa terkecuali, terutama daerah haramain syariifain (Makkah dan Madinah) apalagi dengan kekayaannya yang melimpah dan tempat-tempat sucinya yang berharga.

Negeri islam ini menjadi target ekspansi Syiah, sejauh dan seluas apapun yang mereka tempuh, ini bukan omong kosong dan tuduhan tanpa bukti, akan tetapi pernyataan langsung dari para marjak dan tokoh mereka yang menitahkan misi ini.

Salah seorang penasehat hukum di Taheran –penulis kitab “Al Islam ‘Ala Dhau`I At Tasyayyu’” berkata, “Setiap Syiah di muka bumi ini bercita-cita dapat memenangkan dan membebaskan Makkah dan Madinah, dan menyapu bersih kekuasaan Wahabi yang najis.”

Salah seorang tokoh persia berkata, “Para saudaraku muslim (syiah) dari timur sampai barat, aku tegaskan bahwa Makkah Al Mukarramah tanah suci Allah, sekarang ini terjajah oleh kelompok manusia yang lebih parah dari Yahudi.” [situs Syabakat Misykat Al Islamiyah]

Salah satu anggota organisasi Al Wifaq di Bahrain, Hamzah Ad Diyri berkata : “Para tokoh Ahlussunnah dan ulama’nya serta para imam masjidil haram adalah musuh Syiah, dan shalat kalian di masjidil haram dianggap shalat di belakang seorang musuh Syiah.”

Mantan Persiden republic Iran sebelumnya Rafsanjani sempat memberikan pernyataan di Koran harian “Itthila’at” pada tanggal 14/12/1987 M, dengan redaksi berikut : “Sesungguhnya republic islam Iran, memiliki kesiapan untuk perang dalam rangka pembebasan Makkah.”

Seorang Syiah berkewarganegaraan Saudi Namr An Namr pernah berorasi dalam khutbahnya  yang masyhur dan masih tersimpan dalam rekaman dan dimuat dalam situs resminya berjudul As-syi’ah ‘Ala  At Taharruk, “Saya mengajak diri saya pribadi, dan memotivasi seluruh kaum muslimin, terutama para pecinta Ahlu bait Alaihimussalaam, dan lebih khusus para wali dan pengikutnya agar memperbaharui janji, membulatkan tekad, dan mengerahkan seluruh tenaga, bekerja keras dengan segala kemampuan yang dimiliki, untuk berjuang, berjihad, mengadakan gerakan perlawanan, demi membangun cita-cita tinggi sebelum tiba masa penghancuran total.”

Salah seorang oposisi Syiah Kuwait yang tinggal di London, Yasir Al Habib berkata dalam sebuah rekaman khutbahnya, mengajak untuk melakukan pemberontakan dan konfrontasi : “Makkah dan Madinah hari ini berada dalam penjajahan dan wajib untuk dibebaskan.“

Inilah beberapa metode dan cara gerakan misionaris Syiah, dan beberapa target serta perkataan mereka, yang dibuktikan oleh fakta dan realita, dan dibenarkan oleh pernyataan.

Saudara pembaca, masih tersisa pertanyaan penting : usaha apa yang dapat kita lakukan dalam rangka menghadapi badai serangan syiah, dan monster shafawi ini?

Saudaraku muslim yang mulia, menjadi kewajiban syar’ie dan nasehat untuk kaum muslimin, agar berjuang melawan bid’ah rafidhah dengan lisan dan hartanya, serta menyebarluaskan kesadaran akan bahaya ekspansi Syiah demi melindungi din (agama) dan menjaga syariat.

Jika kita para pemimpin dan rakyatnya tidak bergerak untuk melawan arus gelombang bahaya syiah ini, maka suatu saat arus itu akan sampai juga, pengalaman yang dirasakan oleh Negara-negara (islam) tetangga tidaklah jauh dari kita, maka wajib bagi setiap muslim memiliki ghirah dalam agamanya untuk menolong aqidah Ahlussunnahnya dengan segala daya dan upaya,

Secara global di antara upaya yang bisa kita lakukan adalah sebagai berikut :

Pertama : bekerja keras dalam menyebarluaskan aqidah Ahlussunnah di dunia islam, dan memberikan dukungan terhadap para dai dan yayasan-yayasan islam dalam rangka merealisasikan tujuan.

Kedua : memberikan bahan-bahan informasi visual yang mengungkap fakta syiah dan serangannya.

Ketiga : berkonsentrasi mengajarkan Aqidah Ahlussunnah dan menguatkan pondasinya dalam tubuh masyarakat sunni, selain itu menghormati sisi kedudukan sahabat Radhiyallahu Anhum, dan membantah syubhat-syubhat yang ditebarkan oleh syiah dalam diri sahabat.

Keempat : Ahlussunnah seharusnya melupakan perselisihan mereka, terutama para juru dakwah islam, kemudian menyatukan barisan dan kalimatnya dalam menyebarkan dan menguatkan Aqidah Ahlussunnah, perselisihan dalam tubuh kita adalah sebab perpecahan dan kelemahan diri kita,  yang hal tersebut tidak bisa dipetik faedahnya kecuali oleh kelompok lain.

Kelima : Negara-negara kaum muslimin Ahlussunnah harus kuat, dan berusaha untuk selalu membangun kekuatan yang dapat menggentarkan ambisi Persia dalam mengusai Negara-negara sunni, Negara sekarang ini tergantung siapa yang kuat, sebuah Negara tidak akan menghormati Negara lain kecuali yang kuat, terlebih sekarang ini kita melihat musuh sedang mengasa pisau-pisaunya, dan memamerkan kekuatannya hari demi hari.

Keenam : para dai, wartawan dan saudagar islam harus bekerjasama dalam membangun stasiun-stasiun (tv dan radio) islam untuk menghadapi stasiun-stasiun syiah yang memiliki hasutan dan semangat sectarian, sekarang adalah era media informasi, dan senjata media lebih mematikan dan lebih luas jangkauannya.

Ketujuh : Ahlussunnah harus menyebarluaskan (kesesatan) warisan-warisan aqidah Rafidhah dari para marjak besar Syiah, serta menjelaskan kisah penghianatan mereka dalam perjalanan sejarah dan kedengkiannya terhadap umat islam, sembari menjelaskan bahwa Syiah selalu mengklaim persatuan dan persatuan.

Delapan : Ahlus Sunnah juga harus menampakkan sejarah dan peran mereka yang panjang dalam menjaga aqidah umat dan persatuannya, serta menjaga tempat-tempat sucinya, dan sesungguhnya tersebarnya islam di berbagai belahan dunia itu melalui jasa mereka.

(Nisyi/Muhajirin/syiahindonesia.com)


************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: